29 Kerajaan Islam di Indonesia Penjelasan Lengkap, Berikut Peninggalan Kerajaan

29 Kerajaan Islam di Indonesia Penjelasan Lengkap, Berikut Peninggalan Kerajaan

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA – Sejarah merupakan sebuah bentuk disiplin ilmu yang sangat penting untuk kita pelajari. Termasuk dalam masalah ini adalah sejarah
mengenai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia. Sebelumnya, banyak bermunculan  teori tentang bagaimana masuk dan perkembangan agama Islam di Indonesia.
Teori-teori tersebut ialah Teori Gujarat, Teori Makkah, dan juga Teori  Persia. Ketiga teori itu saling berbeda pendapat tentang waktu dan siapa yang berperan dalam penyebaran Agam Islam ke Indonesia. Namun, dari perbedaan tersebut dapat disimpulkan suatu persamaan mengenai sejarah Islam di Indonesia. Dari sinilah, kerajan Islam muncul memanfaatkan kehancuran dari kerajaan Hindu-Budha.

Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Islam di Indonesia
commons.wikimedia.org
Cepat dan Meluasnya perkembangan Agama Islam di Indonesia terutama di wilayah pesisir karena adanya hubungan dagang antara para pedagang Islam dan pedagang Indonesia. Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyebarkan agama Islam dengan menggunakan cara yang bijaksana dan tanpa kekerasan atau paksaan.
Sehingga banyaknya pedagang maupun penduduk pada waktu itu yang tertarik kepada agama Islam. Selain itu juga ajaran Islam tidak mengenal kasta atau kedudukan. Makin kuatnya pengaruh Agama Islam di kalangan penduduk semakain mendorong tumbuhnya banyak kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Kerajaan Islam terkenal di Indonesia pada zaman dulu dapat dijelaskan di bawah ini.

Kerajaan Islam di Jawa

Kerajaan Islam di Indonesia
mohamadfudi.blogspot.com/
Masuknya Islam di nusantara ternyata bukan hanya mengubah pandangan dan kepercayaan orang Jawa terhadap cara mempercayai ketuhanan yang mereka percayai sebelumnya, melainkan merubah juga beragam hal lain salah satunya dalam bidang politik. Kerajaan Islam di Indonesia.
Perubahan di dunia politik yang diyakini masyarakat Jawa sesudah masuknya ajaran Islam dibuktikan dengan terbangunnya beberapa kerajaan Islam semenjak abad ke 15, dengan Kesultanan Demak sebagai pelopornya. Berikut ini kerajaan-kerajaan Islam di Jawa:

Kesultanan Demak (1500 – 1550)

Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam yang terbesar  dan pertama di pesisir pantai utara Jawa. Sebelumnya kerajaan ini adalah sebuah kadipaten dari kerajaan Majapahit. Setelah datang dan masuknya ajaran Islam juga dimulainya masa kemunduran Majapahit, kadipaten ini kemudian berubah sebagai basis penyebaran ajaran Islam di Nusantara.
Salah satu bukti peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia dari kerajaan Demak adalah berdirinya Masjid Agung Demak. Masjid ini ialah warisan dan peninggalan wali songo, para ulama penyebaran ajaran Islam di Jawa.

Kesultanan Banten (1524 – 1813)

Kerajaan Islam di Indonesia untuk wilayah Jawa selanjutnya berkuasa di atas Tatar Pasundan. Kerajaan ini bernama Kesultanan Banten. Berdirinya kerajaan ini setelah kerajaan Demak mempeluas kekuasaannya sampai pesisir barat Jawa.
Maulana Hasanuddin yaitu putra Sunan Gunung Jati merupakan orang yang sangat berjasa dalam penaklukan tersebut. Karena adanya pengaruh kedatangan dan penyeranan Belanda terhadap nusantara, kemudian  kerajaan ini hanya mampuh bertahan sampai tahun 1813.

Kesultanan Cirebon (1552 – 1677)

Pada abad ke-15 dan 16 Masehi, kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam yang sangat terkenal di jagat Asia. Melalui jalur perdagangan juga pelayaran antar pulau pada waktu itu, kesultanan ini memiiki posisi yang sangat strategis.
Selain menjadi jembatan dan juga tempat persinggahan para pelayar dan pedagang yang hendak berlayar ke Barat dan ke Timur, kerajaan Islam yang satu ini juga menjadi sebuah pusat pertemuan kebudayaan dari berbagai macam daerah.

Kesultanan Pajang (1568 – 1618)

Kerajaan Pajang ialah kerajaan Islam yang beretak di Jawa Tengah yang menjadi lanjutan dari Kerajaan Demak. Selepas meningganya Sultan Trenggana, Kemudian  kerajaan Demak runtuh. Seluruh daerah kekuasannya memisahkan diri dan membangun kerajaannya masing-masing, termasuk juga kesultanan Pajang ini.
Sekarang, kita masih bisa mendapati bukti keberadaan Islam di Indonesia yaitu kesultanan Pajang pada zaman dulu. Pondasi dan reruntuhan keratonnya masih tersisa dan masih bisa kita lihat di kelurahan Pajang, Kota Surakarta.

Kesultanan Mataram (1586 – 1755)

Kesultanan Mataram merupakan kerajaan Islam yang berdiri pada abad ke-15 akhir. Raja pertama dari Kesutanan Mataram adalah Sutawijaya, putra dari Ki Ageng Pemanahan. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Mataram pernah berjasa dalam menyatukan tanah Jawa. Kerajaan Mataram juga pernah berperang melawan VOC di Batavia.
Beberapa peninggalan yang dapat kita jumpai hingga saat ini diantaranya adalah  adanya kampung Matraman di Jakarta, sistem persawahan di Pantai Utara Jawa, penggunaan hanacaraka dalam bahasa Sunda, politik feodal, dan beberapa batas daerah administrasi yang dari sekarang masih berlaku.

Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1755-sekarang)

Selain 5 kerajaan di atas, ternyata masih 2 kerajaan Islam di tanah Jawa yang sampai saat ini masih eksis keberadannya. Kedua kerajaan itu ialah Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat .
Kedua kerajaan ini adalah pecahan dari kerajaan Mataram Islam yang runtuh akibat adanya perebutan kekuasaan. Melalui sebuah perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari tahun 1755, Mataram resmi terpecah menjadi 2 hingga sekarang.

Kerajaan Islam di Sumatera

Kerajaan Islam di Indonesia
inibangsaku.com
Tidak hanya di Pulau Jawa yang terdapat kerajaan Islam di Indonesia, melainkan di Pulau Sumatra juga pernah berdiri sebuah kerajaan islam yaitu Kerajaan Samudera Pasai, berikut penjelasan singkat mengenai Kerajaan Samudra Pasai yang pernah berjaya di Tanah Sumatra

Kerajaan Samudera Pasai

Pedagang Arab, Persia, dan Gujarat pada abad ke-12 awal, membawa ajaran Islam yang beraliran Syiah ke wilayah pantai Timur Sumatera, terutama di negera Pasai dan Perlak. Saat itu aliran Syiah berkembang di Hindustan  dan Persia dan juga Dinasti Fatimiah sebagai penganut paham Islam aliran Syiah yang sedang berkuasa di Mesir.
Mereka berdagang dan bermukim di muara Sungai Pasai  dan muara Sungai Perlak membangun sebuah kesultanan. Pada tahun 1268 Dinasti Fatimiah runtuh dan digantikan dengan Dinasti Mamluk yang beraliran Syafi’i, mereka menumpas para orang Syiah di Mesir, begitu juga di pantai Timur Sumatera.
Syekh Ismail sebaai utusan Mamluk mengangkat Marah Silu untuk menjadi sultan di Pasai, dengan diberi gelar Sultan Malikul Saleh. Marah Silu yang awalnya menganut pemahaman Syiah berubah menjadi aliran Syafi’i. Keraajaan Islam di  Indonesia.
Sultan Malikul Saleh digantikan dengan putranya yang bernama Sultan Malikul Zahir, sedangkan putra keduanya bernama Sultan Malikul Mansur memisahkan diri serta kembali menganut paham Syiah. Saat Majapahit melakukan peluasan kekuasaan ke seluruh Nusantara, Pasai berada dalam kekuasaan Majapahit.
Berikut ini merupakan urutan nama raja yang memerintah di Samudera Pasai, ialah:
  • Sultan Malik as Saleh (Malikul Saleh).
  • Sultan Malikul Zahir, wafat pada tahun 1326.
  • Sultan Muhammad, wafat pada  tahun 1354.
  • Sultan Ahmad Malikul Zahir atau juga Al Malik Jamaluddin, wafat pada tahun 1383.
  • Sultan Zainal Abidin, waat pada tahun 1405.
  • Sultanah Bahiah ia adaah puteri Zainal Abidin, sultan ini wafat pada tahun 1428.
Adanya kerajaan Samudera Pasai ini diperkuat dengan catatan Ibnu Batutah, sejarawan asal Maroko. Kronik dari sejarah Cina pun membuktikan hal ini. Menurut Ibnu Batutah, Samudera Pasai adalah pusat studi Islam. Pada tahun 1345-1346 ia berkunjung ke kerajaan samudra pasai. Ibnu Batutah memanggilnya sebagai “Sumutrah”, ejaannya nama Samudera, yang kemudian berubah menjadi Sumatera.

Kerajaan Islam di Sumatera Selatan

Kesultanan Palembang Darussalam ialah sebuah kerajaan islam di Indonesia yang bertempat di Sumatra Selatan, sekitar Kota Palembang sekarang. Pada tahun 1659 Kesultanan Palembang Darussalam diumumkan secara resmi oleh Sri Susuhan Abdurrahman, seorang muslim bangsawan Palembang keturunan Jawa dan pada 7 Oktober 1823 oleh pemerintah kolonial Belanda dihapuskan keberadaannya.
Seorang ahli geografi dan petualang dari Perancis Malthe Conrad Bruun (1755-1826),  memaparkan keadaan kota kerajaan dan masyarakat pada waktu itu, yang sudah dihuni oleh sebuah masyarakat yang beraneka ragam terdiri dari Cina, Siam, Jawa dan  Melayu juga disebutkan pada bangunan yang telah didirikan menggunakan batu bata hanya sebuah istana kerajaan dan vihara.

Kerajaan Islam di Sumatera Barat

Kerajaan Pagaruyung merupakan Kerajaan Islam Melayu yang dulu pernah berdiri di Sumatera Barat. Kerajaan ini mengalami kehancuran pada saat Perang Padri, setelah adanya tanda tangan perjanjian antara kepala Adat dengan pihak Belanda yang dijadikan wilayah Kerajaan Pagaruyung berada pada pengawasan Belanda.
Sebelumnya Kerajaan Pagaruyung tergabung dengan Kerajaan Malayapura. Disebutkan dalam prasasti Amoghapasa bawah Adityawarman adalah pemimpin kerajaan Malayapara yang mengikrarkan dirinya sebagai penguasa Tanah Malayu di Suwarnabhumi. Kerajaan kerajaan lain yang termasuk dalam wilayah Kerajaan Malayapura ialah kerajaan Dharmasraya dan juga beberapa kerajaan yang ditaklukan Adityawarman.

Kerajaan Islam di Papua

Kerajaan Islam di Indonesia
kontemporer2013.blogspot.com
Ajaran Islam juag menyebar sampai tanah Papau, di sana terdapat 4 kerajaan Islam yang awal mula tersebarnya ajaran Islam, atas dasar jasa para pedagang Bugis. Dan disini juga dalam proses penyebaran Agama Islam sangat unik. silahkan simak dengan seksama.

Kerajaan Waigeo, Kerajaan Salawati, dan Kerajaan Sailolof Kerajaan Misool

Berdasarkan catatan sejarah, di Kepulauan Raja Ampat ada empat kerajaan tradisional, yaitu:
  1. kerajaan Waigeo, dengan Wewayai sebagai pusat kekuasaannya, pulau Waigeo;
  2. kerajaan Salawati, dengan Samate sebagai pusat kekuasaannya, pulau Salawati Utara;
  3. kerajaan Sailolof dengan Sailolof sebagai pusat kekuasaannya, pulau Salawati Selatan,
  4. kerajaan Misool, dengan Lilinta sebagai pusat kekuasaan, pulau Misol. Penguasa Kerajaan Misol atau Lilinta  (sejak abad ke-16 bawahan kerajaan Bacan).

Proses Masuknya Islam di Kerajaan Waigeo, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof dan Kerajaan Misool.

Ajaran Islam di Papua, khususnya di Fakfak disebarkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui Seram Timur dan Banda oleh seorang pedagang asal Arab yang bernama Haweten Attamimi yang sudah lama bermukim di Ambon. Proses pengislamannya dilakukan menggunakan cara khitanan.
Di dasari ancaman masyarakat setempat jika orang yang disunat akan mati, lalu kedua mubaligh itu akan dibunuh, tapi akhirnya mereka sukses dalam khitanan tersebut yang kemudian penduduk setempat berbondong-bondong masuk agama Islam dan mendirikan kerajaan Islam di Indonesia yaitu di Papua tepetnya.
Islam di Papua asalnya dari Bacan. Pada masa kekuasaan Sultan Mohammad al-Bakir, Kesultanan Bacan merencanakan syiar Islam ke seluruh wilayah negeri, semisal Sulawesi, Nusa Tenggara, Fiilipina, Kalimantan, Jawa dan Papua. Thomas Arnold dalam pendapatnya, Raja Bacan yang pertama kali memeluk Islam adalah Zainal Abidin yang menjabat pada tahun 1521.
Pada masa ini Bacan mampuh menguasai suku-suku di tanah Papua juga pulau-pulau di sebelah barat laut, seperti Waigeo, Waigama, Salawati dan Misool. Kemudian  Sultan Bacan memperluas kekuasaannya sampai ke semenanjung Onin Fakfak, di barat laut Papua pada tahun 1606.
Melalui jasanya dan para pedagang muslim, para pemimpin masyarakat di pulau-pulau kecil itu memeluk Agama Islam. Meskipun wilayah pesisir sudah memeluk agama Islam, sebagian besar penduduk asli pedalaman masih tetap bertahan untuk menganut animisme.
Di Kepulauan Raja Empat terdapat beberapa kelompok Kerajaan-Kerajaan Islam yaitu :
  1. Kerajaan Namatota
  2. Kerajaan Komisi
  3. Kerajaan Fatagar
  4. Kerajaan Ati-Ati
  5. Kerajaan Rumbati
  6. Kerajaan Pattipi
  7. Kerajaan Sekar
  8. KerajaanWertuar
  9. Kerajaan Arguni.

Kerajaan Islam di Sulawesi

Kerajaan Islam di Indonesia
penesan.com
sejak abad ke-15 M, Islam datang tanah Sulawesi, terutama di bagian selatan. Para saudagar Muslim asal Malaka, Sumatra dan Jawa, banyak yang datang di wilayah ini.  
Terhusus di Sulawesi Selatan, datangnya Islam agak terlambat dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Nusantara, seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Maluku.
Hal ini dikarenakan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan terkhusus kerajaan Lawu, Tallo  dan Gowa sebagai cikal bakal wilayah masuknya ajaran Islam, diketahui terkenal sebagai kerajaan besar, berpengaruh dan menjadi sebuah kerajaan dagang di akhir  abad XVI atau.
Terjadi proses penyebaran Ajaran Islam. Salah satun penyebaranya di Sulawesi. Kerajaan-kerajaan Islam yang berada di Sulawesi Selatan diantaranya adalah Luwu, Soppeng, Gowa-Tallo, Bone, dan Wajo. Dan Kerajaan Konawe yang berada di Sulawesi Tenggara. Berikut ini tiga kerajaan Islam yang dulu pernah berkuasa di Sulawesi :

Kerajaan Gowa-Tallo

Kedua raja dari Gowa dan Tallo secara resmi memeluk ajaran Islam pada 22 September  1605 M. Sebelum menjadi kerajaan Islam Kerajaan Gowa-Tallo sering berperang dengan kerajaan yang lainnya di Sulawesi Selatan, semisal dengan Luwu, Soppeng, Bone, dan Wajo.
Sejak itu, Gowa meluaskan wilayah politiknya dengan tujuan agar kerajaan-kerajaan lainnya memeluk Agama Islam dan tunduk terhadap kekuasaannya. Meski Gowa-Tallo sudah menganut ajaran Islam, pada masa pemerintahan para Raja Gowa selanjutnya, dengan Portugis yang beragama Kristen Katolik mereka tetap berhubungan baik. Misalnya, masa kekuasaan Sultan Gowa Muhammad Said (1639 – 1653) dan dimasa putranya Sultan Hasanuddin (1639 – 1669).

Kerajaan Bone

Penyebaran ajaran Islam di Bone tidak terlepas dari penyebaran ajaran Islam Kerajaan Gowa. Penyebaran Islam secara damai dilakukan oleh Sulthan Alauddin. Pertama yang sulhan lakukan ialah dakwah kepada para kerajaan tetangga.
Di masa La Tenri Ruwa yaitu Raja Bone XI pada tahun 1611 M Islam masuk di Bone dan Raja Bone XI cuma berkuasa tiga bulan lamanya. Sebab, beliau yakin terhadap ajaran Islam dan memeluk Islam  padahal dewan adat Ade Pitue dan para rakyatnya menolak ajaran tersebut.   
Perlu diketahui, sebelum La Tenri  Ruwa atau Sultan Adam Matindore ri Bantaeng masuk Islam, rakyat Bone sudah ada yang masuk Islam. Bahkan, Raja sebelumnya We Tenri Tuppu sebab mendengar Sidendreng memeluk Islam, ia pun tergugah hatinya untuk belajar dan wafat di sana. Sehingga, ia diberi gelar Mattinroe ri Sidendren.

Kerajaan Konawe

Masuk dan tersebarnya Islam di Kerajaan Konawe adalah bagian dari proses penyebaran ajaran Islam di Sulawesi Tenggara. Pada abad ke-18 Islam masuk di Kerajaan Konawe yang disebarkan oleh para saudagar dari Buton, Bugis, dan Ternate. Namun, jauh sebelumnya diduga telah masuk para saudagar dari Buton, Bone, dan Ternate. Akan tetapi, ajaran Islam belum diterima secara resmi.

Kerajaan Islam di Maluku

Kerajaan Islam di Indonesia
islaminindonesia.com
Terdapat dua kerajaan Islam di Maluku yaitu kerajaan Ternate dan Tidore. berikut penjelasan singkat mengenai kerajaan Ternate dan Tidore.

Kerajaan Ternate

Di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate Pada abad ke-13. Ibu kota dari Kerajaan Ternate berada di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga sudah berdiri kerajaan-kerajaan yang lain, seperti Jaelolo, Bacan, Tidore, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan Maluku, Kerajaan Ternate adalah yang paling berjaya. Kerajaan Ternate termasuk kerajaan yang banyak dikunjungi oleh pedagang, baik pedagang Nusantara maupun asing.

Kerajaan Tidore

Kerajaan tidore berada di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah dari raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate yang pertama adalah Muhammad Naqal yang naik kuasa pada tahun 1081 M. Baru di tahun 1471 M, ajaran Islam berhasil masuk di kerajaan Tidore yang disebarkan oleh Ciriliyah, Raja Tidore kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin meyakini ajaran agama Islam sebagai agamanya berkat dakwahnya Syekh Mansur dari Arab.

Kerajaan Islam di Jambi

Kerajaan Islam di Indonesia
imcnews.id
Dulu wilayah Jambi merupakan wilayah Kerajaan Malayu yang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Sriwijaya. Jambi merupakan Vasal Majapahit di akhir abad ke-14, danKesultanan Jambi selama abad ke-17 dan ke-18  pengaruh jawa masih terus mewarnai kerajaan ini.

Kesultanan Jambi

Kesultanan Jambi merupakan Kerajaan Islam yang berwilayah di Provinsi Jambi yang sekarang. Kerajaan ini berbatasan dengan Kerajaan – Kerajaan Minangkabau dan Kerajaan Indragiri. Di selatan kerajaan Jambi wilayahnya berbatasan dengan Kesultanan Palembang. Ibukota Kesultanan Jambi berada di Kota Jambi, yang wilayahnya terletak di pinggir sungai Batanghari.
Sejarah Kesultanan Jambi
Berdirinya Kesultanan Jambi berbarengan dengan bangkitnya Agama Islam di wilayah itu. pada tahun 1616 Jambi adalah Pelabuhan kedua terkaya di Sumatera setelah Aceh, dan di tahun 1670 kerajaan ini sama dengan kerajaan tetangganya seperti Palembang dan Johor. Namun umur kejayaan Jambi tidak panjang, Jambi kehilangan kekuasaan sebagai Pelabuhan Lada utama pada Tahun 1680-an , setelah adanya konfli internal dan perang dengan Johor.
Keturunan Sultan Thaha, sultan yang terakhir yaitu Pangeran Ratu Martaningrat, pada tahun 1903 menyerah kepada Belanda, kesultanan Jambi digabung dengan Keresidenan Palembang. Kesultanan Jambi resmi dirobohkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada Tahun 1906.
Senarai (Silsilah) Sultan Jambi
Berikut ini adalah daftar Sultan Jambi
  • Mas’ud Badruddin bin Ahmad Sultan Ratu Seri Ingalaga pada tahun 1790-1812
  • Mahmud Muhieddin bin Ahmad Sultan Ratu Seri Ingalaga pada tahun 1812-1833
  • Muhammad Fakhruddin bin Mahmud Sultan Keramat pada tahun 1833-1841
  • Abdul Rahman Nazaruddin bin Mahmudpada tahun 1841-1855
  • Thaha Syaifuddin bin Muhammad (1st time) pada tahun 1855-1858
  • Ahmad Nazaruddin bin Mahmud pada tahun 1858-1881
  • Muhammad Muhieddin bin Abdul Rahman pada tahun 1881-1885
  • Ahmad Zainul Abidin bin Muhammad pada tahun 1885-1899
  • Thaha Syaifuddin bin Muhammad (2nd time) pada tahu 1900-1904
  • 1904-        Dihancurkan Belanda.
  • Dan Abdurrachman Thaha Syaifuddin pada tanggal 18 Maret 2012 Dinobatkan sebagai kesultanan jambi.

Kerajaan Islam di Riau

Kerajaan Islam di Indonesia
smkmuh2-lomba1.blogspot.co.id
Dampak dari perkembangann kerajaan Islam Malaka dan Samudra Pasai, Islam menjadi berkembang sangat luasa sampai ke daerah-daerah. Menurut berita Tome Pires (1512-1515) Kerajaan Islam di Indonesia yang berada di Riau dan juga di Kepulauan Riau ialah Siak, Indragiri dan Kampar.
Pada abad ke-13 dan 14 Kerajaan Siak  Indragiri dan Kampar di bawah kekuasaan Kerajaan Singasari Majapahit dan Malaya, maka dari itu para kerajaan tersebut tumbuh menjadi kerajaan bernuansa Islami sedari abad ke-15. Jika kita berlandaskanberita dari Tome Pires maka tiga kerajaan  tersebut selalu melakukan transaksi perdagangan dengan Malaka bahkan sembari memberikan upeti kepada kerajaan Malaka.
Kerajaan Malaka menguasai tiga kerajaan di pesisir Sumatera Timur ini pada masa pemerintahan Sulthan Mansyur Syah yang wafat pada tahun 1477. Bahkan pada masa putranya memerintah yaitu Sulthan Ri’ayat Syah yang wafat pada tahun 1488 banyak pulau di selat Malaka termasuk juga Lingga Riau, masuk ke dalam kekuasaan Kerajaan Malaka
Ketiga kerajaan di pesisir Sumatra Timur ini dikuasai Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (wafat 1477). Bahkan pada masa pemerintahan putranya, Sultan Ala’uddin Ri’ayat Syah (wafat 1488) banyak pulau di Selat Malaka (orang laut) termasuk Lingga-Riau, masuk kekuasaan Kerajaan Malaka.
Berikut daftar kerajaan yang berada di Riau:
  • Kerajaan Siak
  • Kerajaan Indragiri
  • Kerajaan Kampar
  • Kerajaan Pekantua Kampar (1505-1675)
  • Kerajaan Tanjung Negeri (1675-1725)
  • Kerajaan Pelalawan (1725-1946)

Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Kerajaan Islam di Indonesia
pkbmdaruttaklim.wordpress.com
Nusa Tenggara merupakan wilayah Indonesia yang memiliki banyak kekayaan alam dan seni, begitu juga dengan peninggalan kerajaan-kerajaan zaman dahulu, terutama Kerajaan Salaparang dan Kerajaan Bima yang dimana kedua kerajaan tersebut merupakan kerajaan Islam terbesar di tanah Nusa Tenggara Barat.

Kerajaan Selaparang

Hadirnya Islam di tanah Nusa Tenggara (Lombok) diperkirakan dari abad ke-15. adanya Islam di lombok karena ada peran dari Sunan Serapan (putra Sunan Giri) yang menyebarkan ajaran Islam.
Kerajaan islam di Indonesia yang satu ini kemungkinan dengan melalui Sulawesi inilah masuknya ajaran Islam ke tanah Sumbawa, yaitu lewat penyebaran ajaran Islam para mubalig dari Makassar kisaran tahun 1540-1550. Setelah itu Kerajaan Islam berkembang di Lombok, salah satunya ialah Kerajaan Selaparang.

Kerajaan Bima

Kerajaan Bima berada di Nusa Tenggara Barat, pantai timur Pulau Sumbawa atau lebih tepatnya yang sekarang menjadi Kota Bima. Berikut ini para sulthan yang pernah berkuasa atau memerintah di Kerajaan Bima.
  • Sultan Abdul Kahir atau Sultan Bima I, yaitu raja Bima pertama yang masuk Islam.
  • Sultan Abdul Khair Sirajuddin atau Sultan Bima II, ia dikenal juga dengan nama La Mbila dan Ruma Matau Uma Jati.
  • Sultan Nuruddin Abubakar Ali Syah atau dikenal juga Ruma Ma Wa’a Paju, ialah putra Sultan Bima II. Lalu Sultan Nuruddin menikahi Daeng Tamemang (saudari putri raja Tallo).
  • Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah, pada masa ia memerintah Bima menjadi wilayah taklukan Belanda.
  • Sultan Muhammad Salahuddin, pada masa ia memerintah terjadi masa perubahan dari masa penjajahan ke masa merdeka.

Kerajaan Islam pertama di Indoesia

Kerajaan Islam di Indonesia
chaerolriezal.blogspot.co.id
Selama ini fakta yang kita ketahui bahwa kerajaan Islam pertama yang berada di Indonesia adalah Kerajaan samudra pasai, akan tetapi pada kenyataannya ada kerajaan yang lain, jauh lebih dahulu berdiri dari pada kerajaan Islam Samudra Pasai. kerajaan islam pertama di indonesia ini adalah Kerajaan Perlak.
Wilayah kekuasaan kerajaan ini berada di Aceh bagian timur, yang di bangun pada tahun 840 Masehi. Kerajaan ini berdiri cukup lama, diketahui berdiri sampai tahun 1292 yang akhirnya bergabung satu dengan Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Perlak adalah pertama kerajaan islam di Indonesia.

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Islam di Indonesia
persisalamin.com
Kerajaan Islam di Indonesia banyak meninggalkan hasil kebudayaannya yang sampai sekarang masih ada dan menjadi peninggalan sejarah bagi kejayaan Islam di Indonesia. Ada banyak peninggalan kerajaan-kerajaan Islam baik itu berupa benda, kitab, seni, juga syair. Di indonesia terdapat banyak peninggalan sejarah yang berseni Islam.
Dari beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Isalm yang berseni Islam tersebut seperti istana atau keraton, masjid, pesantren, batu nisan, makam,  seni sastra, dan juga perayaan keagamaan. Di bawah ini termasuk peninggalan-peninggalan kerajaan islam di seluruh Indonesia yang banyak dikenal dan keberadaanya masih ada sampai sekarang.

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

  1. Hikayat Raja Pasai
  2. Makam Sultan Malik As-Saleh
  3. Dirham Pasai

Peninggalan Kerajaan Aceh

  1. Benteng Indrapatra
  2. Dirham Aceh
  3. Lukisan raja Sultan Iskandar Muda
  4. Makam Sultan Iskandar Muda
  5. Masjid Baiturrahman

Peninggalan Kerajaan Demak

  1. Dampar Kencana
  2. Masjid Agung Demak
  3. Pintu Bledeg
  4. Piring Campa

Peninggalan Kesultanan Cirebon

  1. Keraton Kanoman
  2. Kesultanan Kasepuhan
  3. Masjid agung Sang Cipta Rasa
  4. Taman air Gua Sunyaragi

Peninggalan Kesultanan Banten

  1. Benteng Speelwijk
  2. Gerbang Kesultanan Banten
  3. Masjid Agung Banten
  4. Meriam Ki Amuk

Peninggalan Kesultanan Gowa-Tallo

  1. Benteng Fort Rotterdam
  2. Masjid Katangka
  3. Makam Sultan Hasanuddin

Peninggalan Kesultanan Bone

  1. Alameng Tata Rapeng
  2. Keris La Makkawa
  3. La Salaga
  4. Payung emas Teddung Pulaweng
  5. Selendang emas Sembangeng Pulaweng

Peninggalan Kerajaan Ternate

  1. Istana Kesultanan Ternate
  2. Makam Sultan Baabullah
  3. Masjid Jami Kesultanan Ternate

Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

  1. Bangsal Duda
  2. Gerbang Makam Kotagede
  3. Masjid Makam Kotagede
  4. Pertapaan Kembang Lampir
  5. Rumah Kalang

Peninggalan Kerajaan Tidore

  1. Keraton Tidore