Tabayyun Gagal Faham tentang Islam Nusantara.

Tabayyun Gagal Faham tentang Islam Nusantara.
Oleh AA Suchaemi (Ketua LTN PCNU Kab Bekasi)

Kembar Mayang Pernikahan

*KEMBAR MAYANG HIASAN PERNIKAHAN
SIMBOLIS KEINDAHAN TITIPAN ILAHI*

Satu persatu, khazanah tradisi Nusantara khususnya Jawa ditelanjangi. Hanya ingin menunjukkan bahwa semuanya adalah

Tentang Islam NUsantara

Assalamualaikum Wr Wb.

Sahabat yang mulia. Pin 871 menyapa.


Ada pendapat bagus tentang apa itu islam Nusantara.

" Islam Nusantara adalah  islam rahmatan lilalamin.

Islam Nusantara adalah Islam ahlussunnah wal jamaah.

Islam Nusantara adalah Islam yang menghormati keragaman budaya bangsa Indonesia

 Islam Nusantara adalah Islam yang memahami toleransi beragama

 Islam Nusantara adalah Islam yang berprinsip tawadhu'

Islam Nusantara adalah Islam yang memahami nilai nilai luhur Pancasila

Islam Nusantara adalah Islam yang damai

Islam Nusantara adalah Islam yang memahami perbedaan budaya dan adat istiadat bangsa Indonesia.

Islam Nusantara adalah Islam yang tidak sepaham dengan konsep khilafah.

Islam Nusantara adalah Islam yang menjunjung tinggi ajaran walisongo
Islam Nusantara adalah Islam yang bercirikan keindonesiaan.


Ust Asy'ari Abbas

KITAB PERTAMA ULAMA INDONESIA YANG MENGKRITIK WAHABI

KITAB PERTAMA ULAMA INDONESIA YANG MENGKRITIK WAHABI

Kitab berjudul “An-Nushush al-Isamiyyah fi Radd al-Wahhabiyyah” karya salah seorang ulama Indonesia asal Gresik, Syekh Faqih Abdul Jabbar, dianggap sebagai karangan berbahasa Arab pertama yang membantah paham Islam anti-madzhab seperti Wahabi. “Ini kitab pertama ulama Indonesia berbahasa Arab yg mengkritik aliran Wahabi, terbit pada tahun

Kisah Ulama Hebat dari Kalimantan

Kisah Ulama Hebat dari Kalimantan

1101
Sumber gambar: http://www.auraqila.com/syekh-muhammad-arsyad-al-banjari-1710-1812/
Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari merupakan seorang ulama besar asal Banjarmasin Kalimantan yang menjadi pengembang ilmu pengetahuan dan agama. Hampir semua ulama di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Malaysia pernah menimba

SYEKH H. MUKHTAR MUDA NASUTION : TOKOH NU KHARISMATIK DARI BARUMUN


SYEKH H. MUKHTAR MUDA NASUTION : TOKOH NU KHARISMATIK DARI BARUMUN

Syekh H. Mukhtar Muda Nasution lahir di Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas (dulu Tapanuli Selatan – penulis) tanggal 9 Januari 1921 bertepatan dengan 22 Ramadhan 1340 H. Beliau diberi nama kecil Maraham Nasution. Ayahnya bernama Muhammad Ludin Nasution yang merupakan seorang yang taat dalam menjalankan agama. Dalam kehidupan sehari-hari Syekh Mukhtar Muda sering dipanggil dengan sebutan Tuan Mukhtar.

JEJAK KH AHMAD SIRADJ SOLO



JEJAK KH AHMAD SIRADJ SOLO


Selama ini, tokoh yang akrab dengan panggilan Mbah Siradj (baca : Siroj) dari Kota Solo, dikenal sebagai seorang waliyullah yang memiliki berbagai kisah penuh karomah. Semisal, ia memiliki ilmu “melipat bumi”, sehingga perjalanan yang ia tempuh menjadi lebih singkat atau cerita tentang berbagai kekeramatan lainnya.
Namun, pada tulisan kali ini, sengaja penulis tidak paparkan berbagai kisah kekeramatan yang

SYEKH H. MUSTHAFA HUSEIN : PENDIRI NAHDLATUL ULAMA (NU) DI SUMATERA UTARA


SYEKH H. MUSTHAFA HUSEIN : PENDIRI NAHDLATUL ULAMA (NU) DI SUMATERA UTARA


Syekh Musthafa Husein lahir di Tanobato, Kayu Laut pada tahun 1886 M/1303 H dengan nama

Fikih Bela Negara Indonesia

Fikih Bela Negara Indonesia

Bentuk Negara Indonesia
Fungsi Negara adalah sebagai wadah atau sarana untuk menjamin, melayani, melindungi, mengarahkan, seluruh yang ada di dalamnya, baik  rakyat (warga negara), keutuhan wilayah, termasuk

Syawalan, Momentum Tepat Menelisik Garis Nasab

Syawalan, Momentum Tepat Menelisik Garis Nasab


Hikmah Syawalan
Syawalan, Halal Bihalal, atau apa pun istilahnya, adalah tradisi khas Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan. Selama tidak bertabur kemaksiatan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tradisi syawalan atau halal bihalal layak dilestarikan.

Spirit Piagam Madinah dalam Pendidikan Multikultural

Spirit Piagam Madinah dalam Pendidikan Multikultural



Pendidikan multikultural merupakan fenomena yang relatif baru dalam dunia pendidikan. Gagasan ini baru mengemuka pada 1970-an di Amerika bersamaan dengan

Al Qur'an Langgam Sudan

Menjadi muslim moderat

Islam Nusantara dalam konteks dakwah : video

Belajar mudah Islam NUsantara : video

Gagal Fokus Islam Nusantara



Pernyataan MUI Sumatera Barat tertanggal 25 Juli 2018 bahwa “Islam Nusantara” dalam definisi apapun tidak dibutuhkan di tanah Minang menambah satu lagi gejala sulit fokus terhadap Islam Nusantara. Tujuh point putusan yang telah tersebar luas di media sosial itu adalah yang paling komplit mem-pretheli sekaligus mengkritik anasir-anasir Islam Nusantara. Masalahnya, sangking banyaknya anasir yang muncul, tidak mudah memilah-milah antara yang substansial dan yang elementer.

Puisi Islam Nusantara


Aku adalah penduduk Indonesia, beragama Islam

Aku bangga dengan Islam Nusantara

Beragama Islam tanpa menghilangkan budaya nusantara

Aku bangga dengan keragaman agama, suku, etnis dan budaya di Indonesia

Dimana kita bisa saling mengenal, menghormati, menghargai satu sama lainnya

Aku sangat menyayangkan jika ada yang tidak memahami tata cara menjadi manusia seutuhnya

Aku sangat menyayangkan jika ada yang tidak tahu cara menerima perbedaan yang diciptakan oleh Tuhan

Aku sangat heran dengan sekolompok yang notabene hidup di Nusantara, namun benci dengan budaya nusantara

Salam Damai NKRI Tercinta

Islam damai, Islam nusantara

https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/09/25/pflh0c366-emil-ingin-kirim-ulama-ke-spanyol-syaratnya-cuma-satu


Menurut Rachmat, berdasarkan pengalaman Emil yang diceritakan kepadanya, banyak warga di luar negeri khususnya Amerika Serikat yang mengenal Islam dari ulama asal Timur Tengah. "Berdasarkan pengalaman beliau (Emil), ketika kuliah (di Amerika), warga di sana mengenal Islam dari Timur Tengah. Inginnya dari masyarakat Indonesia," katanya.

Rachmat mengatakan, pengenalan Islam dari Indonesia lebih baik dibanding Timur Tengah karena pengenalan Islam dari ulama Indonesia dilakukan dalam situasi yang damai. "Di Timur Tengah kan terkontaminasi, dalam keadaan perang. Kalau dakwah di Indonesia dalam keadaan damai sehingga pemikirannya damai," katanya.

Bahkan, kata Rachmat, pengenalan Islam dari Timur Tengah berpotensi menimbulkan radikalisme. "Eksesnya keras, radikal," katanya.


Idealnya tidak ada Islam Arab, Islam Nusantara, yang ada satu Islam. Tapi realitas dalam pengamalan jelas berbeda, ada Islam model Timur Tengah, ada Islam Nusantara. Islam (Para Dai) dari Nusantara yang sangat dirindukan 😍

Filosofi KUSEN (Husain) WALISONGO

Filosofi KUSEN (Husain) WALISONGO

Cara Bijak Leluhur Jawa Melawan Lupa Tragedi Karbala

Jika Anda bertanya kepada masyarakat Jawa, apa nama penyangga pintu yang terpasang di rumahnya, mereka akan menjawab: kusen. Mereka yakin, tanpa kusen, pintu rumah takkan jadi kokoh dan mudah roboh.

Menyikapi Tuduhan Anti Bendera Tauhid

*MENYIKAPI TUDUHAN ANTI 'BENDERA TAUHID'*

Kiswah Interaktif TV9 Nusantara
Kamis, 20 September 2018

Memahami Langkah Politik NU

Memahami Langkah Politik NU

Oleh Suryono Zakka

NU memang bukan partai politik tapi NU memiliki kekuatan politik. Jika NU tidak memiliki kekuatan politik, tentu NKRI ini

Beragama dengan asyik

Beragama yang asyik-asyik ajalah. Rasulullah SAW saja suka humor, kok. Beneran.

Nabi Pun bercanda
Oleh: Gus Nadirsyah Hosen

Konsep Islam NUsantara sudah ada sejak 2011

*Konsep Islam Nusantara sudah ada sejak 2011, kenapa baru diributkan sekarang?*

CahayaDakwahNU.com~Kota Serang Baru
Pada tahun 2011, Pengurus Wilayah NU ( PWNU ) Jawa timur mengadakan seminar nasional dengan mengangkat tema " *NKRI, Aswaja, dan Masa Depan Islam Nusantara*"  bertempat di Surabaya. Dalam seminar untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-88 NU itu, PWNU Jatim membedah " *Islam Nusantara*" melalui sejumlah pembicara dari kalangan politisi, tokoh agama, dan kalangan akademisi.

Contoh Islam NUsantara

Islamnya shalat, tetap,
Nusantaranya ditambahi puji-pujian sebelum shalat, sambil nunggu yang masih pulang dari sawah. Biar pada denger dikasih tau pake bedug dan kentongan! 😀

Tradisi, Budaya dan NU




1.      Pengertian Tradisi, Budaya, dan NU

a.      Tradisi
         Tradisi (Bahasa Latin: tradition, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasannya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dimasyarakat dengan anggapan tersebut bahwa cara-cara yang ada merupakan yang paling baik dan benar.[2]
Menurut Hasan Hanafi (2004:5), tradisi adalah pertama, sesuatu yang ditransferensikan kepada kita dan menjadi  ke pahaman kepada kita dan mengarahkan perilaku kehidupan kita. suatu tradisi tertentu ditransformasikan menuju tradisi yang dinamis, menegakkan kesadaran historis, kesadaran eidetis, dan kesadaran praksis.[3]

Tradisi Sarungan



Masyarakat akhir-akhir ini banyak yang beranggapan bahwa yang memakai sarung hanya orang yang baru saja sunat (khitan). Tradisi di masyarakat ketika selesai sunat (khitan) biasa nya memakai sarung memudahkan pergerakan dan longgar angin bebas keluar masuk, karna itu sarung di pakai agar cepat sembuh dan kering bekas sunat (khitan).

Islam dan Tradisiku




Sejak kecil aku hidup di lingkungan yang sangat kental dengan tradisi-tradisi budaya bernuansa islami seperti tahlilan, manakiban,  maulidan dll.
Tradisi ini turun-temurun dari dahulu hingga sekarang. Namun,  akhir-akhir ini banyak yang ingin menghilangkan tradisi itu dengan berdalil tradisi tersebut tidak ada pada zaman Rosulullah saw atau yang biasa disebut dengan bid'ah.
Aku termenung dengan keadaan seperti ini, Sepertinya zaman sekarang cenderung berpikir sempit,  akal tak

Munculnya Kerajaan Islam di Nusantara



Sebelum Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara lahir peran seorang ulama, dan pedagang sang berperan penting yang menjadi factor dari lahirnya kerajaan:kerajaan Islam ini, maka dari itu saya berusaha untuk mempetakan latar belakang ini ke dua fase yang sebagai berikut :
a, Fase pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah).
Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para penyebar islam yang datang ke Indonesia berasal dari

Perkembangan Islam Nusantara




Perkembangan Islam Nusantara
March 16, 2018 ke-NU an, Makalah

Perkembangan Islam di nusantara
Islam datang ke Nusantara melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, tasawuf dan kesenian. Berdasarkan berita Cina dari zaman Dinasti Tang, Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7. Berita itu menyebutkan adanya serangan orang-orang Ta shish terhadap Kerajaan Ho-Ling yang pada waktu itu diperintah oleh Ratu Sima. Ta shih ini ditafsirkan sebagai orang-orang Arab. Hal itu diperkuat oleh berita Jepang (784 M) yang menyebutkan tentangadanya perjalanan pendeta Kanshih .

Kolaborasi Islam Pribumi menghasilkan Islam NUsantara




PENGKOLABORASIAN ISLAM PRIBUMI YANG MENGHASILKAN ISLAM NUSANTARA
May 30, 2018

Islam Nusantara sesungguhnya hanya penyerdehanaan dari tipologi Islam Indonesia hasil perpaduan anatara Islam dengan kebudayaan Nusantara. Nusantara dalam prespektif ini bukanlah hanya pada konsep geografis, lebih jauh dari itu Nusantara merupakan encounter culture (pusat pertemuan budaya) dari seluruh dunia. Mulai dari budaya Arab, India, Turki, Persia termasuk adri budaya Barat yang melahirkan budaya dan tata nilai yang sangat khas. Oleh karena itu, Nusantara bukan sebuah konsep geografis melainkan sebuah konsep filosofis dan menjadi prespektif atau wawasan sebuah pola pikir, tata nilai dan cara pandang dalam melihat dan menghadapi budaya yang datang.

Islam Nusantara yang disalahmengertikan

Serangan terhadap Islam Nusantara sebenarnya sudah lama terjadi, hanya saja belakangan ini serangan tersebut kian masif. Di berbagai forum, khususnya di media-media sosial, hampir setiap waktu ditemukan serangan dengan berbagai bentuknya. Agaknya serangan-serangan itu tidak akan mereda dalam waktu dekat ini.

Keunikan Islam NUsantara

*Keunikan Islam Nusantara*

Modeling merupakan sebuah istilah khusus yang sepertinya hanya di miliki oleh komunitas pesantren atau muslim di nusantara ini. Modeling sendiri merupakan bagian penting dalam pembentukan tradisi intelektual kaum Sunni. Modeling dalam ajaran Islam bisa di identikan sebagai uswatun hasanah, yakni contoh ideal yg selayaknya di jadikan panutan oleh sebuah komunitas tertentu. Modeling dalam dunia pesantren sendiri agaknya lebih di kenal dengan sebutan "tasyabuh",  sebuah ajaran

APA kaum Khawarij

APA kaum Khawarij, sebuah aliran atau faham atau kelompok dalam Islam?

Tuan Guru Bajang (TGB) Dr Muhammad Zainul Majdi menjelaskan secara gamblang dan singkat.

Menyerupai suatu kaum

Menyerupai Suatu Kaum: Hadits, Konteks Budaya, Dan Tahun Baru 2018


Dalam hukum Islam ada kaidah al-‘adah muhakkamah. Tradisi yang tak bertentangan langsung dengan pokok-pokok akidah bisa diakui dan diakomodir dalam praktik maupun ekspresi keislaman kita. Kaidah ini membuat Islam bisa menerima berbagai budaya tanpa harus kehilangan identitas keislaman kita.

Weruh Wasis Waskitho Waspodo Wicaksono

Weruh Wasis Waskitho Waspodo Wicaksono.

WERUH.
Weruh Itu Tataran Dasar Dalam Mempelajari Suatu Hal. Maksutnya: Pada Tataran Ini Seseorang Mempelajari Sesuatu Masih Bersipat Pengetahuan Secara Ansich.

Mengapa Islam Indonesia Moderat ?


Ini Alasan Mengapa Islam di Indonesia Moderat
Syaifullah, NU Online | Sabtu, 24 Maret 2018
Surabaya, NU Online
Bagi intelektual muda NU, Ulil Abshar Abdalla, ada banyak manfaat dan pengaruh kitab Ihya Ulumuddin(Ihya) bagi model Islam di belahan dunia, termasuk Indonesia. Perpaduan antara syariah dan tasawuf, menjadikan Islam di Nusantara sangat akomodatif dengan tradisi yang ada. 
Penjelasan ini disampaikannya pada kegiatan Kopdar Ngaji Ihya bareng Ulil Abshar Abdalla di Fastron Café, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jumat (23/3). 

Islam Agama Damai dan Adil

Hari ini, dunia Islam bukan hanya dikenal sebagai agama yang membawa misi kedamaian dan keadilan. Lebih dari itu, Islam juga dikenal sebagai agama yang membawa kekerasan atau ekstremisme yang hobinya berkonflik dan laku perpecahan. Belum lagi, adanya sikap Islamophobia yang menganggap Islam menggambarkan ajaran-ajaran yang begitu menakutkan.

Metode Pengajaran Kyai NU

🇮🇩Secara Psikologi metode pengajaran dan pendekatan para kiai NU dalam menyebarkan Islam sudah tepat. Misalnya para kiai NU saat memberikan pembelajaran kepada santri menekankan bahwa Islam perdamaian.


Pemikiran KH Wahab Hasbullah


11 Relevansi Pemikiran KH Wahab Hasbullah dari Nasionalisme Sampai Melawan Radikalisme 
KH Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari kalangan umat Islam. Beliau meletakkan dasar kebangsaan Indonesia dalam doktrin keislaman melalui slogan beliau yang terkenal hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). Beliau adalah Perintis, Penggerak dan Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ormas Islam moderat terbesar di Indonesia dan dunia dari jumlah pengikut. Beliau adalah santri, kiai, ulama, pejuang, pedagang, politisi, tokoh pers, tokoh pendidikan, tokoh kepemudaan yang warisan perjuangannya hingga saat ini masih abadi di Indonesia.
Berikut 11 relevansi perjuangan KH Wahab Hasbullah yang melintasi ruang dan waktu yang hingga saat ini masih relevan dan urgen untuk tetap dilestarikan:
1. Kiai Wahab adalah Peletak, Penyelaras dan Perangkai Dua Dasar Kebangsaan dan Keagamaan; Keindonesiaan dan Keislaman. Kiai Wahab meletakkan dasar nasionalisme (kebangsaan), patriotisme (cinta dan bela tanah air) bagi umat Islam di Indonesia dengan slogan "hubbul wathan minal Iman" (cinta tanah air bagian dari iman), sehingga relasi agama-negara, Islam-Indonesia, keislaman-kebangsaan, musyawarah-demokrasi alih-alih dipertentangkan (seperti yg dilakukan oleh kelompok Islam radikal dan nasionalis ekstrim) namun melalui Kiai Wahab dua dasar ini saling memperkuat, melengkapi dan harmonis, tidak bisa dipisahkan, ibarat dua sisi mata uang yang tidak boleh hilang. Inilah politik jalan tengah Kiai Wahab yang memadukan agama dan nasionalisme, Islam dan Indonesia. 
2. Kiai Wahab adalah nasionalis dan patriot sejati dari kalangan santri. Sebagai muslim, santri, kiai dan ulama, KH Wahab sejak awal telah memikirkan dan memperjuangkan kemerdekaan dan kebangkitan tanah air ini dengan membangun (a) Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) tahun 1916, organisasi yang memperjuangkan pendidikan plus organisasi kemasyarakatan yang sudah berdiri di beberapa wilayah saat itu dan (b) Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air) tahun 1924. Dua organisasi berwatak kebangsaan dari kalangan santri ini adalah bukti nyata kalangan santri (Kiai Wahab, Kiai Mas Mansur, Kiai Dahlan Achyad, Kiai Mas Alwi, Kiai Ubaid dan tokoh-tokoh Islam lainnya saat itu) adalah nasionalis sejati, sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Kiai Wahab adalah pejuang dan pembela Kemerdekaan, yang terlibat aktif dalam konfrontasi fisik dan kultural yang melawan penjajah baik Belanda dan Jepang sejak sebelum Kemerdekaan dan pembelaan terhadap Kemerdekaan Indonesia, ketika Sekutu akan menjajah kembali Indonesia pada pertemuan 21-22 Oktober 1945, Kiai Wahab adalah sosok yang aktif mengumpulkan para kiai yang dikomando oleh KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan Resolusi Jihad yang melahirkan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang memantik perlawanan rakyat Indonesia terhadap sekutu di seluruh wilayah Indonesia. 
3. Kiai Wahab adalah Penyusun Lagu Kebangsaan dari kalangan santri, Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air) tahun 1934 dalam bahasa Arab yang liriknya mengajak putra-putra bangsa bangkit dan bergerak, berjuang dan membela negeri yang merupakan implementasi ajaran agama karena cinta tanah air adalah bagian dari iman (Hubbul Wathan Minal Iman).. Ya Lal Wathan Ya Lal Wathan.. Hubbul Wathan minal iman... Dalam lirik tersebut juga disebutkan dengan jelas Indonesia Negeriku (Indunisia Biladi)--ini pada tahun 1934! Bandingkan dengan Indonesia Raya yang dikarang oleh WR Supratman tahun 1924, pertama kali diperdengarkan melodinya pada Sumpah Pemuda tahun 1928, karena menggunakan bahasa Indonesia, liriknya dilarang oleh Belanda karena ada "Indonesia raya.. merdeka.. merdeka" pernah diganti "Indonesia mulia". Namun karena lagu Ya Lal Wathan menggunakan bahasa Arab, maka bisa bebas dilagukan karena penjajah (baik Belanda dan Jepang) tidak paham bahasa Arab.
4. Kiai Wahab adalah Pendiri dan Penggerak "NU Struktural" karena menjadi "NU kultural" bagi Kiai Wahab tidak lah cukup, harus menjadi NU struktural, beliau lah sutradara, maestro, kondaktor, motor, penggerak (muharrik), aktor Intelektual, perintis, pendiri NU Struktural, stlah sebelumnya kaum tradisionalis hanya cukup merawat tradisi dalam masyarakat dan pesantren, Kiai Wahab mencerahkan dan menyadarkan pentingnya struktur dan organisasi bagi kaum kultural, artinya jamaah harus memiliki Jam'iyyah (organisasi, struktur) ini sesuai dgn ucapan Imam Ali Karramallahu wajhah, Al-haqqu bila nidzamin qad yaghlibuhul bathilu bi nidzamin (Kebenaran tanpa organisasi/struktur bisa dikalahkan oleh kebetulan yg tersetruktur).
5. Kiai Wahab adalah tokoh yang melihat pentingnya kemandirian dan pertumbuhan ekonomi, melalui organisasi yang pernah ia bangun Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang) tahun 1918, selain ulama, Kiai Wahab juga pengusaha, pada zamannya memiliki biro perjalanan haji, pedagang, atau sistem bagi hasil. Dengan kemandirian ekonomi Kiai Wahab menghidupkan organisasi NU. (Rumah beliau baik di Surabaya dan Pesantrennya di Tambakberas menjadi pusat kegiatan organisasi-organisasi yang menjadi cikal bakal NU dan Jam'iyyah NU itu sendiri).
6. Kiai Wahab adalah tokoh pendidikan melalui lembaga pesantren Tambakberas, Jombang yang merupakan salah satu pesantren terbesar di Indonesia, demikian juga madrasah-madrasah Nahdlatul Wathan yang pada zamannya dibangun di beberapa wilayah yang nantinya menjadi cikal bakal Nahdlatul Ulama.
7. Kiai Wahab adalah tokoh pemuda, yang juga melihat pentingnya peran dan organisasi pemuda dengan mendirikan Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air) tahun 1924 dan Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) tahun 1934. Dalam perjuangannya, Kiai Wahab melibatkan tokoh-tokoh pemuda di zamannya baik di NU, Pemuda NU (Ansor) dan pers, seperti Wahid Hasyim, Mahfudz Siddiq, Hasan Gipo, Abdullah Ubaid, Thohir Bakri, Achmad Barawi, Saifudin Zuhri, Subhan ZE, Idham Cholid, dll
8. Kiai Wahab adalah tokoh pers, yang memandang pentingnya media sebagai syiar dan pembentuk opini publik melalui media yang ia bangun melalui mesin cetak yang berada di gedung PBNU saat itu di Surabaya yang menerbitkan media resmi NU, seperti Swara Nahdlatoel Oelama (1927, aksara Arab Pegon berbahasa Jawa), Oetoesan Nahdlatoel Oelama (1928, Latin Melayu), Berita Nahdlatoel Oelama (1931, Latin, Melayu), Soeloeh Perdjuangan, Swara Ansor NO. Yang selanjutnya akan lahir Duta Masyarakat dll.
9. Kiai Wahab adalah tokoh yang melihat pentingnya kekuatan ide, visi, gagasan, pemikiran melalui lembaga diskusi pemikiran yang ia pernah bangun seperti Tashwirul Afkar (Formulasi Gagasan) tahun 1919 dan Islamic Studi Club Tahun 1920 bersama dr Soetomo (Pendiri Budi Oetomo). Kebangkitan pemikiran (afkar), diskusi, musyawarah hingga debat merupakan karakter yang membentuk keilmuan Kiai Wahab yang menjadikan beliau pribadi yang luwes, luas, bijak, arif, toleran, lembut dan mengayomi, jauh dari sifat diktator, menang sendiri, ekstrim, egois dan lain-lainnya.
10. Kiai Wahab adalah politisi yang menjadikan politik sebagai instrumen--dalam bahasa Gus Dur--"memperjuangkan nasib orang banyak", yang terinspirasi dari kaidah fiqih tasharruful imam ala ra'iyyah manuthun bil mashlahah (kebijakan pemimpin atas rakyatnya berdasarkan kemaslahatan rakyat). Dalam sejarahnya NU pernah menjadi parpol politik yang lagi-lagi memperkuat aspirasi politik jalan tengah (nasionalisme ala santri) yang tetap memperkuat dasar Islam dan kebangsaan Indonesia di tengah pertentangan kubu-kubu politik nasionalis ekstrim, sosialis, komunis, Islam radikal. Kiai Wahab menampilkan sosok politisi yang luwes, tidak radikal dan ekstrim, akomodartif-korektif (meskipun masuk dalam koalisi Parlemen tetap mengoreksi dan memperbaharui kebijakan-kebijakan negara), Kiai Wahab mampu membedakan antara prinsip dan strategi dalam politik, salah satu contoh meskipun secara prinsip Kiai Wahab tidak pernah setuju dengan komunisme dan politik PKI, tapi Kiai Wahab tetap memutuskan dalam koalisi pemerintahan yang di dalamnya ada PKI agar kebijakan-kebijakan yang terkait agama tidak jatuh ke tangan mereka. Dan dari dalam, Kiai Wahab melakukan koreksi dan mempengaruhi Soekarno dalam kebijakan-kebijakannya. Karena sikap ini, Kiai Wahab dan politik NU saat itu sering dicemooh sebagai politik oportunis, beliau diledek "Kiai Orla", "Kiai Nasakom" namun beliau selalu tabah dan menjawab "Nabi Muhammad dalam perjuangannya bahkan dituduh gila, saya belum dituduh orang gila", namun dengan keluwesan, sikap akomodartif-korektif, serta membedakan yang prinsip dan strategi, Kiai Wahab menyelamatkan peran politik NU yang tetap setiap pada dasar dan perjuangan negara tidak pernah memberontak seperti kubu-kubu aliran politik lain. Terbukti juga dalam kemelut PKI pada pertemuan tahun 60an, Kiai Wahab dan NU menjadi garda terdepan menentang organisasi dan pengikut PKI, sebagaimana ketegasan Kiai Wahab dan NU melawan pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesian(TII) bentukan Kartosuwiryo pada tahun 50an sebagai pembelaan Kiai Wahab dan NU terhadap dasar negara dan Republik Indonesia serta Pemerintahan yang sah. Dalam mengambil keputusan politiknya Kiai Wahab menggunakan kaidah fiqih misalnya yang membuat beliau luwes, tidak ekstrim dan tidak patah arang dalam berpolitik karena terinspirasi kaidah mala yudraku kulluhu la yutraku kulluhu (Yang tidak bisa diperoleh semua, jangan ditinggalkan semuanya), saat membela pemerintahan yang sah Soekarno beliau menggunakan qiyas (analogi) pemerintahan sebagai "wali hakim" dalam doktrin fiqih yang sah, demikian pula kaidah dar'ul mafasid muqaddam ala jalbil mashalih (mendahulukan menolak kerusakan daripada mengambil manfaat) dan Al-Khuruj minal khilaf mustahabb (keluar dari konflik dianjurkan) dalam melihat polemik, pertentangan serta pemberontakan politik saat itu.
11. Kiai Wahab adalah cerminan dari karakter muslim NU, muslim Nusantara, Muslim Indonesia yang toleran (tasamuh), moderat (tawassuth), adil dan konsisten (i'tidal), berimbang, tidak ekstrim (tawazun) dan senantiasa menyerukan pada kebaikan dan mencegah kemungkaran (al-amr bil ma'ruf wan nahyi anil munkar).
Tulisan ini berasal dari ide-ide yang disampaikan dalam Diskusi Publik dan Launching Kelas Pemikiran KH Wahab Hasbullah (KPMW) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Alumni Bahrul Ulum Cabang Ibu Kota (HIMABI) di Ciputat, Sabtu 5 April 2018.

Konfusius


Konfusius pernah berkata: “Menguasai sebuah negara besar adalah seperti memasak ikan kecil”. Artinya, penguasa sebuah negara besar adalah seperti orang yang memasak ikan kecil, sebaiknya jangan terlalu sering mengomel. Ikan kecil yang digoreng terlalu lama akan mudah rusak. Oleh karena itu, penguasa harus bisa mentolerir rakyat, maka rakyat akan hidup dan bekerja dengan damai. Sehingga negara bisa berkembang
Tidak Ada Ikan Jika Airnya Terlalu Jernih. Tidak Ada Teman Jika Seseorang Terlalu Teliti
 “Jika Anda adalah orang yang hanya melihat kekurangan orang lain, Anda akan sama seperti tempat sampah. Jika Anda berfokus pada kekuatan orang lain, Anda akan seperti pencari talenta yang mengumpulkan bakat.”

Cak Nur, Pembaharu Islam



Nurcholish Madjid, Anak Gontor yang Besar sebagai Pembaru Islam
Penulis: Zacky Khairul Umam
Keunggulan Cak Nur terletak pada kemampuannya menyerap berbagai gagasan besar. Personanya juga santun dan tidak meledak-ledak.

Menolak Negara Islam


Munawir Sjadzali: Menteri Agama yang Konsisten Menolak Negara Islam
Penulis: Petrik Matanasi


Sebagai pemikir Islam, Munawir Sjadzali tergolong kritis atas gagasan negara Islam di Indonesia sejak muda. Waktu jadi Menteri Agama, ia mendorong kelompok Islam menerima Pancasila sebagai asas tunggal.
    

Jejak Islam Kultural

OPINI KOMPAS CETAK
*Jejak Islam Kultural*

DAMHURI MUHAMMAD 
7 Juni 2018

”Hanya Indonesialah yang dapat diklaim sebagai tempat berlabuhnya agama-agama besar, dan mereka dapat hidup secara berdampingan.”

Parig Digan, 1977

Agama Perdamaian, “Deen Assalaam” yang Viral!



Tema lagu ini tentang Agama Perdamaian. Syair bahasa arabnya kurang lebih berisi ajakan kepada seluruh ummat Islam untuk menerapkan prinsip hidup yang toleran. Mengajak ummat Islam untuk selalu saling menghormati dan menunjukkan bahwa Islam adalah agama perdamaian.

Gerakan Sufi Transnasional Penghadang Esktremisme



Teror di al-Rawda menegaskan bahwa kelompok sufi di Timur Tengah makin rentan menjadi sasaran teroris sebagaimana komunitas non-muslim. Dalam dunia Islam, gerakan sufisme sesungguhnya memiliki akar sejarah panjang sejak abad pertengahan. Aksi kekerasan dalam banyak periode sejarah tak mudah membuat gerakan spiritual ini

Islam Nusantara memang Bukan Arab
Debat tentang Islam Nusantara lebih cenderung mempersoalkan kemasan ketimbang isi. Mempersoalkan nama dibanding subtansi. Mempersoalkan yang dipermukaan ketimbang nilai yang lebih dalam. Ibarat mempersoalkan casing ketimbang substansi isi.  

Pembahasan tentang Bid'ah

Pembahasan mengenai bid’ah menjadi penting, melihat konteks masyarakat saat ini yang dengan mudah melontarkannya kepada sesama muslim.

Tabayyun Gagal Faham Islam NUsantara


Tabayyun Gagal Faham tentang Islam Nusantara.
Oleh AA Suchaemi (Ketua LTN PCNU Kab Bekasi)
Banyak postingan yang menghantam gagasan Islam Nusantara bahkan dengan tuduhan fitnah keji yang telah saya terima

Islam NUsantara, Islam yang berbunga bunga

Salah satu ciri khas Islam Nusantara adalah tradisi "flowering Islam" alias "Islam yang berbunga-bunga". Maksudnya apa? Ajaran Islam yang dirayakan maupun kaya perayaan.

Kegagalan memahami Islam NUsantara


Salah satu kegagalan banyak pihak memahami diskursus Islam NUsantara adalah dengan nyinyir seolah-olah warga NU itu anti segala hal berbau Arab. Maka mereka nyinyir kalau melihat tulisan saya mengutip sejumlah kitab Tafsir berbahasa Arab. "Anti-Arab kok mengutip kitab berbahasa Arab!" kata mereka.
Di pesantren dan madrasah, warga NU biasa belajar bahasa Arab sejak kecil. Tidak mungkin kemudian kami anti dengan bahasa Arab. Banyak santri yang sangat ngelotok memahami grammatika bahasa Arab, bagaimana mungkin kemudian kami dituduh anti-Arab?

Dalil, teks dan simbol pengetahuan

Beliau Kyai As'ad  adalah ssosok intelektual yg tidak menyukai popularitas. Keengganan berpamer kepandaian dg cara mengutip dalil dan sejumlah referensi Islam merupakan salah satu karakteristiknya.

Referensi, bahan baku buku

Di antara bahan baku memahami konsep Islam Nusantara adalah buku-buku berikut ini;

1. Islam Nusantara karya Gurutta Ahmad Baso

2. Masterpiece Islam Nusantara karya Mas Zainul Milal Bizawie

Mencari ikan dan sholawatan

Secara sederhana pengamalan Islam Nusantara dikampanyekan oleh bu Susi, menteri Perikanan kita yang fenomenal itu, yaitu memberikan semangat dan motivasi kepada para nelayan penangkap ikan dalam menebar jaring agar selalu ingat membaca shalawat terlebih dulu, meskipun sudah membaca bismillah.

Peringatan dan Sajian Istimewa

Nusantara, khususnya di Indonesia, banyak acara peringatan maulid nabi atau perayaan keagamaan lainnya yang biasanya untuk mengenang semangat dan mengkaji pengajaran, serta meneladani ajaran Rasulullah. Pada umumnya acara peringatan tersebut dibarengi dengan banyaknya sajian atau suguhan makanan yang biasanya dimakan setelah membaca doa ataupun shalawat.

Habib, NU, Dan Islam Yang Satu


Habib, NU, Dan Islam Yang Satu
HUSEIN JA'FAR AL HADAR

Konon, jika umat Islam bersatu, maka tak butuh rudal, tank, senapan atau peralatan militer apa pun untuk melawan Israel. Cukup masing-masing membawa setimba air, tumpahkan ke daratan Israel, dan negeri zionis itu pun akan tenggelam, hilang dari peta dunia.

Arus Pemikiran Islam Nusantara

Padek.co - Diskursus pemikiran Islam nusantara sudah lama menjadi tema sentral dalam khazanah pemikiran Islam. Diskusi tersebut telah melahirkan aneka macam percikan pemikiran mulai dari definisi, konsep, ide, gagasan, pemikiran, baik dalam level epistemologis, ontologi, dan axiologinya.


Namun sebagai sebuah ide dan gagasan, Islam nusantara masih menjadi perdebabatan intelektual yang masih berlangsung sampai saat ini. Sederet pertanyaan seputar apa itu islam nusantara, apa perbedaannya dengan Islam tempat jantung kelahirannya yaitu Arab, bagaimana prinsip-prinsip Islam nusantara, dan masih lagi banyak lagi pertanyaan turunannya.

Meneguhkan Islam Nusantara

Meneguhkan Islam Nusantara



meneguhkan-islam-nusantara
 
 
 
Sumber gambar: http://talimulquranalasror.blogspot.co.id/
31 Januari 2016, merupakan Hari lahir Ke-90 Nahdlatul Ulama. Peringatan Harlah NU tersebut mengusung tema ‘Islam Nusantara Menjaga Aset Bangsa’. Dimana melalui tema tersebut tersirat bahwa NU berkomitmen untuk senantiasa menjaga perdamaian dan keutuhan bangsa dan negara

Ortodoksi Islam Nusantara


Ortodoksi Islam Nusantara (kalam Asy’ari, fiqih mazhab Syafi’i, dan tasawuf Ghazali) menumbuhkan karakter wasathiyah yang moderat dan toleran. Islam Nusantara yang kaya akan warisan Islam (Islamic Legacy) menjadi harapan renaisans peradaban Islam global.

Genealogi Islam Nusantara

Ahmad Najib Burhani Peneliti Senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) WACANA tentang Islam Nusantara di lingkungan NU (Nahdlatul Ulama) dan masyarakat Indonesia secara umum seperti agak meredup belakangan ini. Wacana ini seperti tergilas oleh isu hoax dan Aksi Bela Islam. Namun gairah yang sebaliknya justru muncul dari para pengamat asing.
Setidaknya ada sejumlah sarjana luar negeri yang saat ini mengkaji atau menulis tentang Islam Nusantara. Di antaranya adalah Greg Fealy (Australia), Stefan Franz (Belanda), Vinay Kumar Pathak (Singapura), Alex Arifianto (Singapura), Mohamed Imran Mohamed Taib (Singapura), dan Ermin Sinanovic (Amerika Serikat).


Dan masihkah kau dustakan Islam Nusantara itu?

Islam Nusantara sudah pasti adalah Islam. Bahwa Islam Nusantara memiliki keunikan dan karakter khusus yang berbeda dengan budaya Islam di Timur Tengah bukan berarti membatalkan atau mengurangi keabsahan proses keislamannya. Terlebih kita mau berendah hati menggunakan kacamata tasawuf dan sufisme sebagai jalan kebudayaan untuk merumuskan definisi Islam, maka Islam Nusantara adalah Islam yang satu. Bukan sempalan.

Islam Arab dan Islam Nusantara

Ahmad Najib Burhani
Peneliti Senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

DALAM diskursus tentang Islam di Indonesia, sering muncul upaya mendefinisikan identitas Islam Nusantara sebagai lawan dari “Islam Arab”, bahwa Islam Nusantara adalah antitesis dari citra Islam yang tampil di dunia Arab.

Islam Nusantara Punya Karakter Unik

Islam adalah agama yang universal. Namun, di setiap wilayah umat Islam memiliki ekspresi yang berbeda-beda.
islam juga toleranImam Besar Masjid New York, Shamsi Ali, mengatakan setiap wilayah memiliki fenomena kultural, sosial, dan politik yang berbeda, karena itu karakter pribadi umat Islam yang terbentuk pun berbeda. “Islam nusantara (Indonesia) itu punya karakteristik unik. Islam nusantara memiliki keterbukaan, rendah hati, dan toleransi. Ini yang sedang diimpikan oleh negara barat,” ujar Shamsi, akhir pekan lalu.

Islam Nusantara, Karakter Islam Damai

Pesantren merupakan basis historis serta akar filosofis pendidikan di Indonesia, dalam penyelenggaraan pendidikan, hanya pesantren yang sampai saat ini berpegang teguh dan sangat memahami makna pendidikan secara etiko-filosofis. Sementara, jika dibandingkan dengan lembaga “semi” pendidikan-pengajaran, pesantrenlah yang memenuhi kriteria change of behavior-nya pemikir pendidikan Paolo Freire.
Akhir-akhir ini sangat santer gerakan “Back to Pesantren” sebagai gerakan kembali memahami

Islam Nusantara

Islam Nusantara 

 

Dalam diskusi bedah buku rutin dwimingguan hari selasa di Griya Kwaron Jombang yang didirikan teman-teman Unit PenerbiIslam Nusantaratan Pesantren Tebuireng dari lininya, Balitbang, memilih “Islam Nusantara” karya Ahmad Baso untuk dikuliti.
Peserta yang antusias, tidak hadir dengan pikiran kosong, tapi sudah dengan bekal bacaan yang sudah

Membincang kembali Islam Nusantara dan Tawaran Islam Masa Kini

Istilah Islam Nusantara yang sering digaungkan memiliki daya tarik tersendiri. Islam Nusantara adalah upaya memperkenalkan Islam yang menghargai tradisi dan budaya lokal. Menghargai tradisi lokal merupakan langkah menghidupkan Islam secara kontekstual. Kita sama menyadari bahwa tradisi adalah produk masa lalu. Masa lalu penting dijadikan pertimbangan tetapi bukan tujuan utama. Terlalu larut membatasi diri dalam frame “ tradisi nusantara” akan membawa pada laku Islam masa

29 Kerajaan Islam di Indonesia Penjelasan Lengkap, Berikut Peninggalan Kerajaan

29 Kerajaan Islam di Indonesia Penjelasan Lengkap, Berikut Peninggalan Kerajaan

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA – Sejarah merupakan sebuah bentuk disiplin ilmu yang sangat penting untuk kita pelajari. Termasuk dalam masalah ini adalah sejarah

Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara

1. Samudra Pasai
Squad tahu apa pulau paling barat di Indonesia? Yap, Sabang. Pulau Sabang ada di Aceh, lokasi kerajaan Islam pertama di Nusantara. Nama kerajaannya Samudra Pasai. Berdiri sekitar abad ke-13 dan terletak di pantai timur Sumatra, Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim karena didukung kawasan Selat Malaka yang strategis. Nggak heran, hal ini membuat Samudra Pasai banyak dijadikan tempat

Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara





  

*
                                                  a. Kerajaan Samudera Pasai


                                                          (id.wikipedia.org)

Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di