Ilmu makrifat rahasiakan, ilmu syariat sampaikan

*ILMU MAKRIFAT HARUS DIRAHASIAKAN,
ILMU SYARIAT HARUS DISAMPAIKAN*


Ilmu Ma'rifat tidak boleh diajarkan kepada yang bukan ahlinya, baginda SAW melarang dengan tegas. Karena Allah itu ghaib, maka perkara ini termasuk perkara yang dilarang untuk disampaikan dan dipaparkan kepada yang bukan ahlinya (orang awam), sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadist :

Banyak orang yang sudah belajar ilmu ma'rifat namun kadang dengan begitu mudahnya menceritakan ilmu yang dipelajarinya kepada orang lain tanpa melalui proses pengijazahan atau lewat mursyid (guru) yang ahli, sehingga tak sadar ilmunya justru hilang, dan disaat ajalnya tiba dia justeru tak mendapat hidayah bertemu dengan Rabbnya sehingga kematiannya masuk kedalam golongan kematian syariat, hancur tubuhnya di dalam kubur dan mengalami siksaan karena pertanyaan Munkar dan Nakir tak bisa terjawab olehnya, Masya Allah

ILMU SYARIAT TIDAK BOLEH DIRAHASIAKAN.

Adapun Ilmu Syariat tak boleh disembunyikan karena itu merupakan landasan yang paling wajib agar manusia bisa beriman kepada Allah, menyembunyikan ilmu syariat hukumnya adalah neraka. Baginda SAW bersabda : 1)."Sampaikanlah oleh kamu walau satu ayat”.
2).“Barangsiapa yang telah menyembunyikan suatu ilmupengetahuan (ilmu syariat) akan dikekang oleh Allah ia kelak dengan api neraka”.

Beberapa pertanyaan sering terulang tentang mengapa Ilmu Ma'rifat dirahasiakan. Sebenarnya tak ada satu ilmu pun di dunia ini yang harus dirahasiakan, tetapi yang perlu kita ketahui adalah bahwa dalam menuntut ilmu itu tetaplah ada aturan, persyaratan, ketentuan, kurikulum. Bila seorang ingin menimba ilmu Ma'rifat maka tentu harus punya kriteria agar diterima sebagai murid. Seorang guru makrifat disebut Mursyid. Mursyid mendapat amanah dan terpilih secara langsung atau tidak langsung untuk meneruskan ilmu ma'rifat kepada orang lain, terpilihnya seseorang jadi mursyid tentu karena orang tersebut memiliki kriteria baik di mata gurunya (mursyidnya) maupun di mata Rabb-Nya (Tuhan) sehingga dia bisa terpilih untuk mewarisi ilmu tersebut agar disampaikan kepada umat manusia. Pemilihan langsung biasa terjadi dari seorang Guru (Mursyid) kepada muridnya yang kelak akan jadi Mursyid pula, umumnya seorang guru akan mendapat hidayah dari Allah untuk memilih khalifahnya (calon Mursyid), dan kadang pula terjadi pemilihan tak langsung dari seorang guru kepada muridnya yang akan terpilih jadi Mursyid, seorang murid yang terpilih secara tak langsung bisa karena murid tersebut memiliki kriteria dan syarat jadi mursyid sehingga Allah memilih dia untuk meneruskan atau mengajarkan ilmu ma'rifat kepada umat manusia. Proses pemilihan tak langsung ini bisa terjadi melalui pengalaman batin murid tersebut, inilah yang disebut dengan Ilham. Ilham wajib disampaikan kepada gurunya, maka guru sebelumnya akan menilainya dan meminta hidayah kepada Rabb (Tuhan), bila berdasar hasil hidayah tersebut sang Guru melihat dengan mata bashirahnya (mata batinya) bahwa muridnya tersebut sudah layak menjadi guru (Mursyid) pula, maka resmilah sang murid tersebut menjadi Mursyid. Sang Mursyid adalah seorang yang harus mampu menjaga kerahasiaan ilmu ma'rifatnya dan akan menurunkan ilmu ma'rifat tersebut kepada umat manusia. Ritual penerimaan ini dalam dunia ma'rifat biasa dikenal dengan istilah Baiat. Proses penurunan ilmu yang tidak melalui baiat atau inisiasi tak akan berkah. Bahkan bisa berkibat fatal baik kepada murid tersebut maupun kepada gurunya. Banyak terjadi seseorang yang sebenarnya bukan guru tapi mengangkat diri jadi guru dan berani mengajar ilmu ma'rifat, Inilah bahayanya, sehingga beberapa orang yang pernah datang belajar kepadanya justru mengalami kekecewaan. Ilmu ma'rifatulah yang sejati atau yang asli bila diturunkan tanpa melalui proses baiat atau inisiasi maka dapat membuat pengamalnya menjadi tidak waras atau gila bahkan bisa mendapat musibah, hidupnya susah atau lenyaplah ilmu tersebut pada dirinya, dsb, Inilah alasan mengapa ilmu ma'rifat terkesan dirahasiakan. Saat baiat atau inisiasi, sang mursyid yang sudah mendapat karomah dari Allah akan membuka tabir ismul jalalah atau tabir cahaya ilahi pada diri muridnya. Janganlah pernah berguru ilmu ma'rifat lewat buku bacaan/medsos, buku bacaan/medsos adalah sebagai sarana pendukung dan pelengkap saja untuk memahami ilmu ma'rifat, dan jangan pula berguru ilmu ma'rifat kepada orang menurunkan ilmu ma'rifat tersebut bukan lewat inisiasi atau baiat, misalnya lewat ceramah, khutbah, diskusi, seminar, status facebook dll , apalagi orang tersebut bukan guru atau Mursyid yang asli, tetapi mengangkat diri jadi Guru, ini banyak terjadi di sekitar kita. Maka ilmu yang dipelajarinya tidak akan berkah dan selamanya akan ngambang, merasa sudah benar dan sempurna tetapi justru tak sadar bahwa setan telah membelokkan dia ke jalan yang sesat.

Qs Al-baqarah 269 : "ALLAH MENGANUGRAHKAN AL- HIKMAH (pemahaman yang dalam tentang Al-quran dan As-sunnah) kepada siapa saja yang dia kehendaki, dan barang siapa dianugerahi AL HIKMAH maka ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah “

Hanya dengan RAHMAT ALLAH SWT seseorang DITARIK MASUK KE DALAM RAHASIANYA yang ditandai dengan adanya HIDAYAH MENDAPAT NIKMAT LUAR BIASA DARI UJUNG RAMBUT SAMPAI UJUNG KAKI atau mengalami RAHASIA PERJALANAN SPIRITUAL SURAT AL FATIHAH dan menerima ANUGERAH NIKMAT sebagaimana surat Al-Fatihah ayat 7 :

“Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. “

DARI ABU HURAIRAH ra:

"Aku telah hafal dari Rasulullah dua macam ilmu, Pertama ialah Ilmu yg aku dianjurkan untuk menyebarluaskan (mengajarkan) kepada Sekalian Manusia, Kedua, Ilmu yg aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan (mengajarkan) kepada Manusia. Maka apabila Ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian akan memotong leherku. “ (HR.Thabrani).

Kerahasiaan ini juga dibenarkan oleh Allah SWT sebagaimana diisyaratkan dalam Al-qur'an surat Fatir ayat 32 :

“Kemudian Kitab itu ( Alquran ) kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada ( pula ) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan ijin Allah, yang demikian itu adalah karunia yang sangat besar."

Tulisan ini saya adaptasi dari dawuh teman saya :
*KH Raden Misterius Super Rahasia, SH, MH*
(Rahasia tetap rahasia).