Definisi Islam NUsantara



Islam Nusantara atau model Islam Indonesia adalah suatu wujud empiris Islam yang dikembangkan di Nusantara setidaknya sejak abad ke-16, sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, interpretasi, dan vernakularisasi terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam yang universal, yang sesuai dengan realitas sosio-kultural Indonesia. Istilah ini secara perdana resmi diperkenalkan dan digalakkan oleh organisasi Islam Nahdlatul Ulama pada 2015, sebagai bentuk penafsiran alternatif masyarakat Islam global yang selama ini selalu didominasi perspektif Arab dan Timur Tengah.

Definisi Islam Nusantara yang paling sederhana




Islam Nusantara adalah *khasais* (pengkhususan), bagi kelompok masyarakat yang mukim di kepulauan Nusantara. Sebutan ini bisa diganti Indonesia, Jawi, Rumpun Melayu atau apapun yang sepadan itu oleh bangsa lain selama berabad-abad. Isinya tradisi, pemikiran, ijtihad, cara berdakwah, interaksi sosial, dan sebagainya.

Sejarah Islam NUsantara



Penyebaran Islam di Indonesia adalah proses yang perlahan, bertahap, dan berlangsung secara damai. Satu teori menyebutkan bahwa Islam datang secara langsung dari jazirah Arab sebelum abad ke-9 M, sementara pihak lain menyebutkan peranan kaum pedagang dan ulama Sufi yang membawa Islam ke Nusantara pada kurun abad ke-12 atau ke-13, baik melalui Gujarat di India atau langsung dari Timur

Karakter Islam NUsantara

Karakter Islam Nusantara yang moderat dan toleran menjadi modal penting membangun peradaban Islam global. Islam Nusantara bukan mazhab baru, firqah dan aliran baru. Islam nusantara menjadi ciri khas Islam-nya orang-orang nusantara, yaitu melebur secara harmonis dengan budaya nusantara, syarak, kearifan yang tak melanggar syarak, digunakan untuk dakwah Islam di nusantara, Islam yang memanusiakan manusia, cinta tanah air. Inilah Islam ahlussunnah wal jamaah. Sejak Nahdlatul Ulama menggagas Islam Nusantara sebagai tema besar dalam muktamar ke-33, mayoritas Muslim di Indonesia seperti dibangkitkan dari kesadaran terpendam bahwa praksis Islam mereka selama ini sebenarnya contoh baik dari agama rahmat semesta alam ini. Namun, praksis itu tenggelam dalam ingar-bingar wajah Islam radikal, tak ramah perbedaan, dan cenderung mengakomodasi kekerasan.

Pemahaman tentang khilafah

 *40 FAKTA TIPU DAYA HTI SOAL KHILAFAH*


#1

Jualan khilafah ala minhajin nubuwwah, tetapi kantor pusat di London. Klaim ala minhajin nubuwwah itu kebohongan terbesar abad ini.


#2

Khilafah ala minhajin nubuwwah, kantor pusatnya di Madinah dong. Kenapa malah kantornya di negara kafir dengan sistem kafir?


#3

Khilafah katanya syariat. Tapi muter-muter pas ditanya ayat dan hadist yang secara tegas perintahkan mendirikan khilafah ala HTI.


#4

Semua kibarul ulama non-HT/HTI seluruh dunia Islam, menolak khilafah HT/HTI. Terus propagandanya khilafah itu syariat Islam yang mana? 


#5

Semua negara Islam melarang khilafah HT/HTI. Yang tidak melarang hanya negara kafir dengan sistem kafir. Lah jualannya kok anti demokrasi?!


#6

Memperkosa teks klasik yang menyebut kata khilafah dan diframing seolah itu khilafahnya HT. Wong HT saja baru dibikin tahun 1953!


#7

Kata imamah pada teks dipaksakan untuk diartikan sebagai khilafah. Padahal imamah itu konsep khas orang Syiah. Pokoknya apa aja diperkosa!


#8

Riasah ammah (kepemimpinan universal) yang dijelaskan ulama klasik terkait khilafah karena zaman dulu sistemnya begitu. Ada konteks sosial yang mendukung.


#9

Semua ulama kontemporer non-HT menerima nation state sebagai bagian kontekstualisasi kekinian atas konsep khilafah.


#10

Khilafah ala minhajin nubuwwah di syarah hadist hanya merujuk zaman Umar bin Abdul Aziz dan zaman Nabi Isa, bukan khilafah HT/HTI.


#11

Khilafah Nabi Isa di akhir zaman sudah jelas nash sharihnya. Tak perlu dipropagandakan krn itu pasti akan datang pada waktunya.


#12

Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah Bani Umayyah yang tak ada hubungan sama sekali dengan HT/HTI. Bahkan, secara genealogis pun HT/HTI tak punya hubungan dengan kekhilafahan yang ada di sepanjang sejarah Islam.


#13

Fungsi utama khilafah: MENYATUKAN. Kalau HTI hobi buat perpecahan & peruncing perbedaan, berarti tak sesuai fungsi khilafah!


#14

Tak ada satu dalil pun yang bolehkan ganti sistem yang telah disepakati. Prinsipnya asal umat bisa ibadah dengan tenang dan hidup dengan nyaman.


#15

Hanya KHAWARIJ & penerusnya yg selalu ingin ganti sistem secara radikal & tidak secara konstitusional. Mereka bughat!


#16

Standar baik-buruk, benar-salah NKRI bersumber dari konstitusi. Konstitusi dirumuskan oleh para ulama, ilmuwan & para ahli.


#17

Konstitusi digali dari norma agama, norma sosial, adat & kebiasaan. Tak beda dg dasar hukum Islam. Tak hanya Alquran dan hadist, tapi juga ijma', qiyas, urf, adat, dll.


#18

Ijma, qiyas, urf, adat, dll itu produk manusia (bukan wahyu) tapi dijadikan dasar hukum Islam. Maka jangan framing seolah hukum Islam harus dari Allah dan Nabi!


#19

Khilafah Islamiyah itu memperjuangkan syariat dan akhlak mulia. Kalau ada pejuang khilafah tak berakhlak mulia, dia bukan pejuang khilafah islamiyah tapi khilafah syaithaniyah!


#20

Tak ada satu dalil pun yang melarang cinta Tanah Air. Justru cinta Tanah Air sunnah Nabi karena cinta Tanah Air itu normal manusiawi. Kalau ada yang tak cinta Tanah Air, itu manusia tak normal.


#21

Semua ulama non-HTI menyebut NKRI sudah negara Islam karena tak melarang umat beribadah bahkan memfasilitasi.


#22

Kalaupun ada hukum jinayat yang tak sepenuhnya diterapkan, tak kurangi NKRI sbg negara Islam (NI). Semua NI ada kekurangannya.


#23

Konsep khilafah ala HT belum pernah teruji diterapkan, bahkan oleh HT sendiri. Dalam sejarah, khilafah juga banyak kekurangannya.


#24

Khilafah dibangun atas realitas, bukan ilusi. Romantisme masa lalu dan megalomania itu penyakit psikis yang perlu disembuhkan.


#25

Kalaupun NKRI dianggap bukan darul Islam, tapi setidaknya sudah darussalam. Umat Islam wajib menjaga rumah bersama yang penuh kedamaian ini. Jangan mau dibohongi para bughat dengan dalih khilafah!


#26

Prinsip ajaran Islam itu memperbaiki, bermanfaat, dan berkontribusi. Kalau ada yang maunya merusak tatanan yang sudah disepakati, pastikan itu bukan dari ajaran Islam.


#27

Haji ikut kuota NKRI. Nikah di KUA NKRI. Terus NKRI disebut negara thaghut, kan lucu! Dasar haji & penganten thaghut. 


#28

HTI tak sanggup ajak Khilafatul Muslimin AQHB untuk gabung. Eh.. mau khilafahkan NKRI dan seluruh dunia. Mimpi!!! 


#29

PNS/ASN tapi HTI & sebut pemerintah thagut. Kayak orang kerja sama kafir, tapi bilang anti kafir. Itu kufur nikmat & munafik sejati.


#30

Memanfaatkan fasilitas negara, tapi menthaghutkan penerima. Bahkan, terima BLT dan beasiswa yang diberikan negara. Kalau memang konsisten, tolak dan keluar dari NKRI.


#31

Dalil cinta Tanah Air adalah Nabi pernah berdoa, “Ya Allah, cintakan kami pada Madinah, seperti cinta kami pada Mekah.”


#32

Dalil cinta Tanah Air: tiap kali safar, ketika sampai dan lihat atap rumah rumah di Medina, pasti Nabi percepat laju tunggangannya.


#33

Fathu Mekah itu puncak dari kerinduan & cinta Tanah Air Nabi & para sahabat. Beliau-beliau termotivasi sekali oleh rindu Tanah Air.


#34

Bukti cinta Tanah Air tak dilarang: Nabi biarkan sahabat dengan identitas promordial, contoh al-Farisi, Ar-Rumi, al-Qibthiyah, dll.


#35

Bukti cinta Tanah Air tak dilarang: Nabi biarkan sahabat dengan identitas promordial, contoh al-Farisi, Ar-Rumi, al-Qibthiyah, dll.


#36

Kalau disebut demokrasi bukan dari Islam, maka sistem kerajaan juga bukan dari Islam. Faktanya Bani Umayah dan Abbasiyah menggunakan sistem kerajaan/monarki.


#37

Bahkan, sistem kerajaan terus dipakai hingga kini, seperti oleh Arab Saudi, Qatar, Yordania, dll. Padahal, sistem pemerintahan Khulafa Rasyidin bukan kerajaan.


#38

Sistem kerajaan bahkan jauh lebih tua daripada demokrasi. Toh demokrasi Indonesia mempedomani prinsip syura/musyawarah yang jelas-jelas ada tuntunannya dalam Al-Qur’an dan Hadis.


#39

Kalau ada penyimpangan di NKRI, maka peluang yang sama juga akan terjadi pada sistem apa pun. Karena ini bukan soal sistemnya, tapi orangnya.


#40

Beberapa negara demokrasi modern juga berhasil mencatatkan diri sebagai negara transparan, akuntabilitas, bersih, teratur, adil, maju, dan modern. Singapura contoh yang paling dekat. Padahal Singapura tak pakai sistem khilafah, pakainya demokrasi.

Ustads Radikal vs Ustads NU

KENAPA USTAD RADIKAL LEBIH TERKENAL DARI USTAD NU ??

"Kenapa ustad radikal itu lebih laku daripada ustad NU ?"

Ini pertanyaan besar dari seorang teman melihat tidak adanya jejak ustad NU muda yang terkenal dan digandrungi banyak orang sekarang ini. Yang ada malah banyak dari HTI.

Dan kita coba jawab pertanyaan ini dengan sebuah penggambaran..

Gerak perkotaan yang tumbuh semakin cepat, menciptakan masyarakat yang juga bergerak dengan cepat. Masyarakat urban ini dibentuk oleh situasi dan kondisi kota besar, sehingga mereka punya gaya hidup yang selalu berubah mengikuti trendnya. Semua menjadi serba instan dan mudah didapat.

Perubahan paling jelas terlihat dari perubahan gaya makanan.

Masyarakat kota besar - terutama generasi baby boomer dan milenial - sudah tidak punya banyak waktu lagi untuk makan dengan makanan nuansa kampung dengan sajian komplit diatas piring.

Mereka sudah terbiasa instan dengan adanya mie dan makanan fastfood seperti burger dan pizza. Pokoknya kalau bisa gak bangkit dari tempat duduknya, itu lebih baik..

Dan situasi ini diperkuat dengan semakin murah dan mudahnya mengakses internet...

Ketika manusia urban ini memasuki fase rohani, hukum yang berlaku bagi mereka juga sama. Mereka cukup buka internet dan melihat siapa ustad yang terkenal disana.

Mereka juga lebih sering googling untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan dalam benak mereka dan mengamini ketika itu datang dari seorang yang dipercaya sebagai "ustad" oleh banyak orang.

"Banyak" menjadi ukuran kebenaran. Yang dilihat kuantitas jamaah, bukan kualitas ceramah..

Tidak ada lagi diskusi bermalam-malam tentang nilai-nilai. Masyarakat urban hanya butuh fatwa halal dan haram sebagai hukum mereka. Tidak perlu bertanya - apalagi menggunakan logika - kenapa ini haram dan kenapa itu halal.

Semua tersedia dalam bentuk kemasan, tinggal buka bungkusnya, panaskan air dan tuangkan, lalu silahkan makan. Persis mie instant..

Dan ustad2 radikal sangat mengerti ini. Dengan kuatnya jaringan dan sumber daya mereka - termasuk keuangan - mereka membangun konten2 ringkas berisi hukum dan fatwa yang disesuaikan dengan kebutuhan jamaahnya.

Mereka juga berani membeli slot-slot acara di televisi yang mahal, supaya bisa menciptakan "penceramah2" muda dan bisa menguasai teknik berbicara.

Dan acara televisi yang sebenarnya untuk konsumsi kota besar, dikonsumsi pula oleh warga daerah yang sebenarnya "tidak siap makan fastfood", tapi apa daya daripada dibilang ketinggalan jaman..

Bumbu pedasnya ada di "kontroversial".

Ketika kontroversial, maka ia akan semakin dipandang dan dicari. Gak penting ilmu yang dalam, cukup seadanya dan hapal beberapa ayat, lalu berjubah, jadilah ia seorang ustad. Makanya banyak mualaf yang tiba2 menjadi ustad, karena memang diciptakan. Padahal namanya mualaf ia seharusnya harus lebih banyak belajar daripada mengajar..

Inilah yang menciptakan supply dan demand yang besar. Ada penawaran dan ada permintaan. Semua dibentuk oleh pasar. Siapa yang menguasai pasar, dialah yang menguasai pembeli..

Sedangkan NU lebih rumit bagi mereka...

Ibarat makanan, NU ini adalah makanan kampung yang penuh dengan penyajian dan tidak cepat saji. Kalau ditanya "haram" dan "halal", ustad2 NU lebih banyak memberikan opsi supaya orang bisa berfikir dan menentukan pilihannya sendiri.

NU juga - sebagai kelemahan - gagap terhadap teknologi. Ketika ustad2 instan itu sudah menerapkan sistem franchise, orang NU tetap berprinsip "tidak buka cabang". Orang NU lebih senang hadir di acara2 pengajian dan duduk mendengarkan ceramah.

Perbedaan model inilah yang menjadi jurang pemisah yang lebar. Ustad NU kurang mendapat perhatian karena sorot lampu tidak tersedia kepadanya, sedangkan ustad instant lebih hidup ketika ada lampu kamera..


Glek. Mendingan bikin kopi dulu aja..

Konspirasi bisnis dan sains dalam pandemi Covid 19


Bedakan Konspirasi Sains Dan Konspirasi Bisnis Terkait Wabah Dan Vaksin
Bedakan antara konspirasi sains dan konspirasi bisnis terkait wabah dan vaksin. Dua hal ini berbeda, tetapi penganut teori konspirasi mencampur-aduknya dan memukul rata bahwa semua yang terkait wabah dan vaksin itu konspirasi semuanya.

Konspirasi sains yang dituduhkan oleh sebagian orang itu tentu TIDAK benar. Beberapa contoh:
1. Wabah Covid-19 ini buatan.
2. Vaksin itu tidak bermanfaat bahkan berbahaya.
3. Wabah Covid-19 ini tidak berbahaya, jadi tidak perlu social distancing dan physical distancing.
4. Wabah Covid-19 tidak berbahaya, orang kesehatan hanya menakut-nakuti saja.
5. Tenaga medis hanya korban saja, semua ini setingan dan bohongan. Covid-19 benar ada, tapi sebenarnya ringan sepeti flu biasa dan mudah menular.
6. Wabah Covid-19 ini dibawa oleh jin, konspirasi elit global dan terkait dengan kemunculan dajjal. Masjid sengaja dikosongkan, apabila masjid kosong semua nanti dajjal akan muncul.
Semua tuduhan di atas TIDAK BENAR.
Dampak dari tuduhan konsiprasi ini adalah:
1. Masyarakat jadi meremehkan anjuran social distancing dan physical distancing yang dapat mengurangi atau memutus rantai penularan Covid-19.
2. Tidak sedikit yang meremehkan tenaga medis, bahkan memberikan tuduhan bahwa tenaga medis ikut berperan dalam konspirasi ini.
3. Konspirasi membawa-bawa nama Islam, dengan beberapa fakta yang tidak benar, akan menjadi bumerang bagi agama Islam.
Wabah yang disebabkan oleh virus, “hukum asalnya” terjadi secara alami (natural) karena mutasi genetik, rekombinasi, atau proses genetik yang lainnya. Vaksin itu bermanfaat dan sudah terbukti secara mendunia. Wabah Covid-19 jelas berbahaya dan memakan cukup banyak korban di RS dan kita sangat perlu menerapkan social distancing dan physical distancing untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ini semua terbukti dengan sains dan fakta di lapangan di rumah sakit dan pasien yang kami lihat langsung.
Kalau konspirasi bisnis yang MEMANFAATKAN wabah pandemik ini BISA JADI ADA. Konspirasi bisnis ini ada di semua bagian dan sendi kehidupan. Misalnya konspirasi bisnis beras, konspirasi rokok, konspirasi bisnis usaha ini dan itu yang memang dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
Tuduhan konspirasi terkait wabah Covid-19 kembali muncul oleh orang-orang tertentu. Mereka mendapatkan angin segar dengan adanya wawancara terbaru dengan mantan Menkes Siti Fadilah (saya tetap menghormati keilmuan beliau sebagai akademisi, karena beliau memiliki banyak jasa dalam ilmu pendidikan kedokteran). Tetapi perlu diketahui bahwa mantan Menkes Siti Fadilah lebih menekankan kepada “dugaan konspirasi bisnis” yang MEMANFAATKAN pandemi wabah. BUKAN konspirasi bahaya vaksin dan konspirasi elit global sampai membawa-bawa nama Dajjal.
Mari kita kembali melihat sejarah lama dahulu agar tidak terulang kembali. Ketika beliau menulis buku berjudul, “Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan Dibalik Virus Flu Burung”, buku tersebut dijadikan alasan menolak vaksin dan ada yang menjadikan bukti sebagai konspirasi. Ternyata beliau malah mendukung vaksinasi dan tujuan buku bukan untuk itu (menolak vaksinasi)
Menanggapi hal itu, beliau mengatakan:
Semua anak di Indonesia HARUS diimunisasi. “Ada imunisasi yang wajib, yakni BCG, DPT, campak dan polio. Itu adalah imunisasi wajib yang sebetulnya semua harus diimunisasi dan capaiannya kalau bisa 100 persen anak Indonesia,” kata dia di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu.
Bahkan beliau heran sekali:
“Buku saya tidak membicarakan soal imunisasi. Tetapi MENGAPA sampai berdasarkan buku saya, mereka tidak imunisasi,” katanya.
Buku beliau digunakan sebagai “hujjah” oleh oknum anti-vaksin untuk menyebarkan bahaya dan konspriasi vaksin, mulai dari vaksin bahaya, vaksin tidak dianjurkan, vaksin membuat autis, dan vaksin itu program Dajjal. Ketika tulisan ini kami sebarkan dan kami berikan kepada mereka, mereka tetap tidak terima dan tetap mengkampanyekan anti-vaksin secara total, padahal penulis bukunya sudah menganjurkan program vaksin untuk anak Indonesia.
Dalam buku ini, beliau hanya ingin virus flu burung H5N1 diteliti di Indonesia sehingga Indonesia mandiri. Tetapi pendapat beliau ini tidak sepenuhnya bisa dibenarkan. Kami nukilkan pendapat sahabat kami seorang ahli virus, yaitu dr. M. Saifudin Hakim, M.Sc, Ph.D:
“Sebagian orang berdalih dengan buku “Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan Dibalik Virus Flu Burung” karya Dr. Siti Fadhilah Supari, SpJP(K) sebagai dalih menolak vaksinasi.
Saya yakin, orang2 tersebut tidak pernah membaca buku tersebut sampai tuntas. Tahun 2009-2010, saya mendapatkan buku tsb melalui perpustakaan kantor dan saya baca sampai akhir. Tidak ada satu pun ajakan menolak vaksinasi dalam buku tsb.
Yg beliau soroti hanyalah, beliau ingin agar2 virus isolat Indonesia, dalam hal ini virus flu burung H5N1, bisa diteliti di Indonesia, tidak perlu sampai dibawa ke luar negeri. Beliau ingin kita mandiri dalam hal riset virus. Beliau menyoroti, mengapa setiap kali terjadi wabah, virus penyebab wabah itu dikirim ke luar negeri? Seolah-olah Indonesia tidak mendapatkan apa2.
Di sinilah yg saya kurang setuju. Ada beberapa alasan:
Pertama, wabah itu kerja bersama antar-negara2 di dunia. Virus dari Indonesia, bisa menyebar ke luar negeri. Sehingga harus bisa diantisipasi oleh negara lain. Jika Indonesia menjadi negara tertutup, lalu bgmn negara lain bisa mengetahui situasi di Indonesia? Virus apa yg muncul di Indonesia, bagaimana karakter virus tsb? Potensi perluasan wabah (pandemik), dst.
Ke dua, kapasitas lab virus di Indonesia harus kita akui masih kalah dibandingkan negara lain. Virus H5N1 masuk level BSL3 karena sangat berbahaya mengancam jiwa (saya belum tau ada berapa lab BSL3 di Indoensia). Demikian jg sequencing kita masih terbatas, dan seterusnya.
Ke tiga, harus dibedakan antara kepentingan sains dan komersial. Untuk kepentingan sains, para ilmuwan itu biasa saling bertukar virus yg dimiliki. Karena mmg tidak mungkin kita sendiri meneliti semua aspek virus tsb.
Selama saya di sini, beberapa kali kita minta virus dari Amerika, Jepang, dsb, itu dikasih gratissssss. Mengapa? Karena sains itu for humanity. Kita meneliti untuk kemaslahatan umat manusia, bukan melulu tujuan komersial.” [Selesai nukilan, sumber: postingan FB M. Saifuddin Hakim]
Wajar pendapat beliau tidak sesuai karena beliau adalah ahli di bidang jantung dan pembuluh darah. Sedangkan pendapat terkait wabah dan vaksin, kita lebih menerima pendapat ahli virus dan ahli vaksin.
Sebenarnya kita juga sangat ingin vaksin H5N1 diproduksi di Indonesia. Akan tetapi, apabila sarana dan prasarana tidak mendukung tentu tidak bisa, apalagi yang namanya wabah perlu segera ditemukan vaksinnya. Demikian juga dengan vaksin Covid-19 ini, kita sangat berharap bisa diteliti di Indonesia tentu dengan dukungan program, sarana dan prasarana dari pemerintah. Perlu diketahui bahwa program vaksin indonesia yang sekarang berjalan ini, vaksinnya diproduksi di dalam negeri oleh PT. BIOFARMA di Bandung, bahkan vaksinnya diekspor ke luar negeri mulai dari negara Asia sampai Arab Timur-Tengah (produksi dan meneliti ini berbeda). Jadi jangan sampai mengatakan program vaksin anak Indonesia itu konspirasi bisnis ya, karena BIOFARMA itu BUMN milik negara yang keuntungannya kembali untuk negara.
Kembali kepada Covid-19 ini, seakan sejarah kembali berulang. Ibu Siti Fadilah diwawancara dalam sebuah acara podcast di youtube baru-baru ini dan hasil wawancara beliau kembali “dimanfaatkan” oleh berbagai oknum untuk mendukung menyebarkan tuduhan konspirasi sains terkait wabah dan vaksin. Misalnya, wabah Covid-19 hanya settingan saja, seperti flu biasa dan tidak berbahaya dan lain-lainnya sebagaimana yang kami sampaikan di atas. Kami sempat mendengarkan wawancara terebut, dan yang kami tangkap adalah:
1. Beliau menekankan KONSPIRASI BISNIS dengan memanfaatkan pandemi wabah.
2. Ketika ditanya apakah wabah covid19 ini adalah buatan (rekayasa), beliau memberi jawaban mengambang yaitu “bisa jadi” dan tidak “mengiyakan”
Kami respon setiap poinnya:
1. Terkait dengan vaksin Covid-19 yang akan jadi wabah dan sudah diperkirakan oleh Bill Gate.
Jawabnya: sampai sekrang vaksinnya belum ditemukan, padahal seluruh dunia sangat butuh. Apabila memang wabah Covid-19 direkayasa lalu dijual vaksinnya, tentu sekarang saat yang tepat mengeluarkan vaksinnya dan dijual mahal. Tapi sampai sekarang belum ada vaksin yang bisa dipakai seluruh dunia (hanya klaim-klaim sepihak dan misinformasi dari portal berita). Mengenai prediksi Bill Gate, bukan hanya dia yang memprediksi, tetapi para ilmuan sebelumnya sudah memprediksi hal ini beradasarkan ilmu dan fakta sains.
2. Selanjutnya, apakah wabah Covid-19 ini virus buatan?
Dalam ilmu epidemiologi, wabah itu umumnya terjadi secara alami akibat mutasi genetik atau mekanisme molekuler yang lainnya. Jadi “hukum asalnya”, wabah itu adalah alami. Apabila ingin mengatakan buatan, dia harus membuktikannya dengan bukti ilmiah berupa jurnal ilmiah resmi yang diakui oleh ilmuan.
Wabah Covid-19 ini bukan buatan (rekayasa). Kami nukilkan tulisan seorang peneliti lengkap dengan jurnal ilmiahnya, yaitu Mila Anasanti:
“Jurnal penelitian tentang genom virus SARS2 secara kuat mengakhiri isu virus ini hasil rekayasa lab:
https://www.nature.com/articles/s41591-020-0820-9
Alasan terkuatnya adanya mutasi pada 2 bagian:
1. Domain pengikat reseptor dari spike protein virus corona SARS2 berevolusi untuk menargetkan ACE2  begitu efektif sehingga hanya bisa terjadi dari hasil seleksi mutasi di alam dan bukan rekayasa genetika.
Spike protein (ibarat kunci) pada SARS2 bahkan 10x lebih kuat mengikat ACE2 sehingga jauh lebih efektif menginvasi sel dibandingkan virus SARS-2003.
https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30129-8/fulltext
Makanya transmisi penularan dari orang ke orang jauh lebih cepat dari SARS-2003.
http://virological.org/t/the-proximal-origin-of-sars-cov-2/398
Ibaratnya kalau virus SARS-2003 adalah maling yang buka gembok ACE2 butuh 10 jam, SARS2 butuh 1 jam saja.
2. Backbone (bagian struktur inti genom) SARS2 sangat berbeda dari coronavirus lainnya (punya kemiripan kurang dari 86% dibanding SARS 2003):
https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30129-8/fulltext
Malah paling mirip dengan virus kelelawar dan trenggiling (tingkat kemiripan genomnya 96%).
Karakter virus RNA sebagaimana virus corona mudah bermutasi di alam, berevolusi terus menerus untuk beradaptasi terhadap sel inangnya agar mampu berpindah menginfeksi organisme berbeda (misal dari hewan ke manusia).
Virus juga bisa ‘mutasi’ secara rekayasa di lab. Tapi jika ilmuwan yang merekayasa, sangat sulit untuk merekayasa genom (rantai RNA) dari virus corona kelelawar agar punya kemampuan mengikat ACE2, karena selama ini virus corona dari kelelawar gak pernah ditemukan bisa menginfeksi manusia dan gak bisa mentarget receptor ACE2.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3372174/
Ibarat anda perlu memodifikasi kunci untuk membuka gembok rumah, tapi anda punyanya kunci sepeda, jelas backbone ‘kunci’nya jauh berbeda.” [Selesai nukilan, sumber: Postingan FB Mila Anasanti]
Bagi kita yang beragama Islam, sejarah wabah yang terjadi pertama kali di muka bumi adalah sebagai hukuman dan azab bagi Bani Israil yang membangkang. Wabah terjadi selanjutnya terus-menerus ke berbagai generasi setelahnya, sampai di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Tentu ini terjadi secara alami sebagaimana proses kejadian alam, dengan izin dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Sebagai tambahan sedikit menjawab tentang tuduhan konspirasi bahwa “Tenaga medis hanya korban saja, semua ini settingan dan bohongan, covid benar ada tapi sebenarnya ringan sepeti flu biasa dan mudah menular”.
Jawabnya: wabah covid19 ini bahaya, sudah banyak korban yang berjatuhan dan meninggal, silahkan main-main ke Rumah sakit atau terjun langsung ke lapangan. Memang manifestasi klinik orang yang terinfeksi Covid-19 ini berbeda-beda tergantung imunitas dan komorbid. Ada yang gejalanya tidak terlalu nampak dan hanya ringan saja, tetapi korban sudah banyak di seluruh dunia. Ini membuktikan wabah Covid-19 ini memang berbahaya dan tidak bisa dianggap remeh.
Demikian semoga bermanfaat
@ Lombok, Pulau Seribu Masjid
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK (Petugas lab Covid19)
Tulisan ini telah direview oleh: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D. (Doktor ahli virus lulusan Erasmus University Medical Center Rotterdam)
Sebagai tambahan kami sampaikan tulisan kami beberapa bagian sebelumnya:
# WABAH KORONA ADALAH KONSPIRASI? (Part-1)
Beberapa kali kami di lab pemeriksaan covid pakai APD level 3 lengkap, shalat dzuhur lolos, jamak takhir dengan shalat ashar, karena sampel sedang banyak.
Teman-teman tenaga medis yang berada bekerja di ruang isolasi lebih keras lagi kerjanya dengan berbagai unek-unek yang ditumpahkan di sosial media (wajar apabila sudah sampai puncaknya), sebagian besarnya sabar dan hanya mengadu kepada Allah.
Yuk, jangan turunkan semangat mereka dengan tuduhan:
1. Wabah korona ini konspirasi & buatan elit global (kalau sudah pernah belajar RNA, DNA, RT-PCR paham ini bukan virus buatan).
2. Wabah ini tidak bahaya, hanya permainan saja, jadi gak perlu social distancing dan physical distancing.
3. Tenaga medis sengaja menaikkan jumlah pasien agar fee makin naik (faktanya, malah banyak yang gak dibayar karena jadi relawan).
4. Kambing sama pepaya diswab juga hasilnya positif, jadi ini hanya permainan saja.
5. Dll
Untuk tahu fakta yang benar, dapatkan informasi valid dari mereka yang terjun langsung di lapangan dan sumber valid berupa jurnal ilmiah dan penelitian, BUKAN dari mereka yang tidak pernah terjun ke lapangan, tidak pernah pegang pasien, tidak pernah ekstraksi RNA virus di lab dan sumber utama infonya adalah portal berita dan channel youtube saja
Tidak akan bisa nyambung diskusi, antara yang terjun dilapangan VS yang tidak terjun, serta yang sumbernya jurnal ilmiah VS sumber infonya channel youtube saja dan portal berita. Diskusi tidak akan ketemu karena memang beda kelas ilmiahnya.  Jadi lebih baik tidak perlu dilayani, kita fokus edukasi ke masyarakat saja
Terlebih umat Islam,  kita diajarkan agar tabayyun, cara tabayyun paling baik adalah sesekali datang dan terjun ke lapangan dan dalam ilmu hadits, “Shahibul Qishah” (pelaku langsung kisah tersebut) lebih valid haditsnya daripada yang bukan dan hanya menukil.
Demikian catatan ringkas sore ini.
# WABAH CORONA ADALAH KONSPIRASI (Part-2)?
dr. Zakir Naik, walaupun seorang dokter, beliau pun menyerahkannya pada ahlinya, yaitu ahli virologi dan orang di lapangan yang memeriksa virusnya dan merawat pasiennya. Sangat jelas ahli virologi menekankan bahwa wabah covid ini berbahaya, bukan permainan atau konspirasi, jadi tolong jangan disepelekan atau dianggap permainan saja. Beliau jelaskan panjang lebar tentang lockdown secara medis dan secara Islam, sehingga perlu itu sosial distancing dan physical distancing. Ini bukan menakuti-nakuti, tapi fakta di lapangan, di RS dan di lab Covid.
Simak penjelasan panjang lebar dr. Zakir Naik di sini: https://youtu.be/Gl_R3LuDHFY
Nantikan tulisan kami selanjutnya (insyaallah) yaitu: perlu dibedakan  antara konspirasi sains dan konspriasi bisnis. Wabah covid19 ini murni terjadi karena alami dan jadi musibah seluruh dunia (Cina saja kewalahan dan ekonominya terpuruk karena wabah). Konspirasi bisnis yang memanfaatkan wabah itu ada, mulai dari penimbunan masker dll. Sama seperti beras, konspirasi monopoli beras jelas ada.
Tapi kalau konspirasi sains bahwa wabah ini hanya bohongan, virusnya gak ada, penyakitnya gak bahaya, gak perlu social distancing dll, sampai dengan konspirasi wabah dibawa oleh jin, sengaja mengosongkan masjidil haram dan akan muncul dajjal saat masjid kosong, tentu ini TIDAK BENAR.
Dalam ilmu hadits, ada istilahnya hadits “Syadz” yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tsiqah (perawi terpercaya), tapi perawi ini MENYELISIHI/BERTENTANGAN dengan perawi yang lebih tsiqah atau satu perawi tsiqah menyelisihi banyak perawi tsiqah lainnya dalam jumlah banyak. Nah, demikian juga dalam kasus tertentu, anggap saja “Dokter umum” itu tsiqah (terpercaya), lalu pernyataanya MENYELISIHI/BERTENTANGAN dengan “Dokter ahli virus”, tentu pendapat “dokter umum” tidak diterima dan pendapat “Dokter ahli virus” yang dipercaya. Demikian catatan ringkas sore ini.

Islam NUsantara

ISLAM NUSANTARA

Oleh: Bukhari Muslim S.Th.I M.Th.I
Ketua Umum Mahasiswa PIN Pusat

Dalam sebuah forum diskusi di arena muktamar NU di Jombang, 2015 yang lalu. Kiai Afifuddin Muhajir menjelaskan bahwa “Islam Nusantara” itu tarkib idhafi. Karena itu, Islam Nusantara memiliki tiga, kemungkinan makna; Pertama Islam Nusantara bermaka Islam yang dipahami dan dipraktekkan kemudian mengintemalisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Inilah pengertian Islam Nusantara dengan memperkirakan adanya huruf jar "fi" pada frase Islam Nusantara (Islam fi Nusantara). Kedua dengan memperkirakan huruf jar "ba" di antara kata Islam dan Nusantara, “Islam bi Nusantara” dengan ini, maka Islam Nusantara menunjuk pada konteks geografis, yaitu Islam yang berada di kawasan Nusantara. Ketiga pengertian Islam Nusantara dengan memperkirakan huruf jar "lam" yang mengantarai kata "Islam" dan "Nusantara". Dengan ini, "Islam" tampak sebagai subjek, sementara "Nusantara" adalah objek. Dengan demikian, Islam Nusantara adalah pengejawantahan ajaran Islam kepada masyarakat Nusantara. Dahulu misalnya, para Wali Songo mendakwahkan ajaran Islam yang ramah dan santun kepada masyarakat Jawa. Nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan yang bercorak  sufistik itulah yang membentuk corak keislaman yang berkembang di tanah air.

Menurut Gus Mus istilah Islam Nusantara bagi mereka yang tidak pernah ngaji akan geger dan kaget tetapi bagi yang pernah ngaji pasti tahu idhafah (penyandaran) mempunyai beberapa makna, dalam arti mengetahui kata Islam yang disandarkan dengan kata Nusantara. Beliau mencontohkan “air gelas” apakah maknanya airnya gelas, apa air yang di gelas, apakah air dari gelas, apa gelas dari air. Bagi santri di pesantren sudah diajari untuk memahami yang seperti itu. Menurutnya Islam Nusantara adalah Islam yang ada di Indonesia dari dulu hingga sekarang yang diajarkan Wali Songo, Islam yang damai, rukun, tidak mentang-mentang dan rahmatan lil alamin. Dan menurut Gus Mus, Wali Songo memiliki ajaran-ajaran Islam yang mereka pahami secara betul dari ajaran kanjeng Nabi Muhammad. Wali Songo tidak hanya mengajak bil lisan, tetapi juga bil hal (keteladanan), tidak mementingkan formalitas tetapi inti dari ajaran Islam.

Nusantara kita pernah mengenal sejumlah peradaban yang mencengangkan dunia: Sriwijaya, Malaka, Aceh, Makassar dan Majapahit. Kekuatan maritim dan ekonomi Nusantara begitu dahsyat di masa-masa awal kehadiran Wali Songo. Bahkan ada yang mengatakan, sepertiga perdagangan dunia dikuasai oleh Nusantara.

Pencangkokkan antara Islam dan peradaban Nusantara akan menghasilkan ketahanan dan energi aqwa (terkuat) yang tidak akan diruntuhkan oleh siapapun bahkan negara manapun. Inilah yang dilakukan oleh para Wali Songo dan ulama pendiri NU, khususnya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari, yang melahirkan  prinsip berbangsa dan bernegara “Hubbul Wathan Minal Iman: Nasionalisme bagian dari Iman”, kemudian melahirkan lagu perjuangan “Syubbanul Wathan” karya KH. Wahab Hasbullah serta melahirkan PANCASILA oleh Sukarno.

Habib NU dan FPI

https://bangsaonline.com/amp/berita/74607/antara-habib-nu-dan-habib-fpi