Tradisi Maulid Masjid Kauman

PEMBACAAN RIWAYAT KANGJENG NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID GEDE KAUMAN
~ TRADISI SEJAK ZAMAN DEMAK

Pada tanggal 11 Maulud atau malam terakhir gamelan Kyai Sekati ada komplek Masjid Besar.  Malam itu disebut juga “Malam Garebeg.” Saat itu sebagian besar anggota masyarakat berduyun-duyun  ke Alun-Alun Utara. Lalu berkumpul di samping pintu masuk Pagelaran dan Masjid Besar.

Ketika malam Garebeg Maulud, Sri Sultan berada di Serambi Masjid Besar bersama Pangeran dan Bupati.  Sri Sultan beserta rombongan berangkat dari pintu gerbang Srimanganti menuju pintu gerbang Masjid Besar lewat Rotowijayan. Dari pintu masuk, Sri Sultan belok ke kiri ke bangsal Pagongan Selatan. Di tempat tersebut dilangsungkan upacara Udik-Udik yang dilakukan Pangeran Tertinggi.

Kyai Pengulu dan stafnya menunggu di Masjid Besar. Upacara Udik-Udik dilakukan lagi. Bedanya, kali ini Sri Sultan sendiri atau Kyai Pengulu yang melakukannya. Setelah rampung, Sri Sultan kembali ke masjid Besar. Beliau lalu duduk di serambi sambil menghadap ke timur. Kyai Pangulu dan stafnya duduk berhadapa muka dengan Sri Sultan. Para Pangeran dan bupati di sisi selatan. Sedangkan para tamu ada di utara.

Setelah semuanya ada di posisi masing-masing, lalu prosesi pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad S.A.W. dimulai.

Silakan hadir besok malam Selasa (11 Mulud) di Masjid Gede Kauman, Ngayogyakarta.

Gambar : Pembacaan riwayat Nabi zaman Sultan HB VIII (1920~1930s)