Islam NUsantara, Islam yang berbunga bunga

Salah satu ciri khas Islam Nusantara adalah tradisi "flowering Islam" alias "Islam yang berbunga-bunga". Maksudnya apa? Ajaran Islam yang dirayakan maupun kaya perayaan.



Mau membangun rumah? Selametan.
Istri hamil tiga bulan? Selametan.
Istri hamil tujuh bulan? Selametan.
Anak lahir, prosesi tasmiyah+aqiqah? Selametan.
Anak khatam juz 'amma? Selametan.
Anak khatam al-qur'an? Selametan.
Hasil panen melimpah? Selametan.
Maulid Nabi, Muharram, Rajaban, Sya'banan dan menyambut ramadan? Selametan.
Lebaran ketujuh? Selamatan dengan menggelar "bodo kupat" alias lebaran ketupat.

Di Jawa, momentum tasyakuran maupun sedekah kolektif ini dinamakan Selametan yang diperas dari akar kata "salamah" (yang juga seakar kata dengan "islam"). Bentuk tasyakuran memang berwarna-warni. Kumpul-kumpul itu budaya, sedangkan pembacaan tahlil, tahmid, tasbih, dzikir lainnya serta pembacaan ayat al-Qur'an itu ibadah. Demikian pula dengan pembacaan ratib.

Betapa bijak dan cerdasnya para waliyullah yang berdakwah di Nusantara, hingga nyaris sekujur daerah di wilayah ini memiliki pola gerak yang sebangun seirama (Ahlussunnah waljamaah, Syafi'iyah, Ghazaliyah, Asy'ariyah-Maturidiyah). Beliau-beliau mengarahkan agar ibadah dijalankan dengan senanghati, agar budaya juga bisa menjadi sarana beribadah, dan yang lebih penting lagi: makan-makan bersama biar guyub-rukun. Kalau sudah guyub-rukun, ibadah bisa dilakukan dengan tenang....

Itulah karakteristik Islam di Nusantara yang sulit ditemukan di belahan dunia lainnya.
😊😊😊😊


Soal Islam Nusantara sebetulnya sangat mudah memahaminya, yakni Islam yg ada di Nusantara/ Indonesia. Lha Islam yg ada di Nusantara itu yg seperti apa? Ya yg seperti panjenengan lihat seperti sekarang ini.

Islam Nusantara itu bukan ajaran baru, bukan madzhab baru, tapi khoshois/ karekteristik Islam yg ada di nusantara, yakni Islam yang difahami dan diamalkan dengan cara bermadzhab, baik dalam hal aqidah,  syariah maupun tasawuf. Dalam aqidah ummat Islam Nusantara mengikuti rumusan aqidah Asy'ariyyah dan Maturidiyyah, dalam fiqih mengikuti fiqihnya madzhab Syafi'i dan dalam tasawuf merujuk pada Imam Ghazali dan Syaikh Junaid al Baghdadi. Islam Nusantara itu Islam yang santun, ramah sesuai dengan karakter asli bangsa Indonesia, serta Islam yang kaya akan budaya2 Islami.
Islam Nusantara itu Islam yang bukan hanya memiliki figur/modeling universal seperti Baginda Nabi Saw dan para sahabatnya, tapi juga memiliki figur lokal yakni Walisongo.

Itulah karakteristik Islam Nusantara yang boleh jadi beda dengan karakteristik Islam dibelahan dunia lainnya, misalnya tidak pake madzhab2an dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam karena mengklaim mampu merujuk langsung dari Al Qur'an dan Hadits, tidak suka maulid, tahlilan, diba'an, yasinan, haul, dsb.

Jadi istilah Islam nusantara jangan dianggap mereduksi Islam yg universal atau rahamatan lil alamin sebagaimana disalah fahami oleh sebagian orang termasuk penceramah kondang stasiun televisi, sama sekali bukan, tapi hanya sebuah karakteristik dan ciri khas  keislaman disuatu daerah tertentu yang antara satu dengan yang lainnya berbeda, dan ini adalah sebuah keniscayaan.

Andai yang kontra dengan istilah Islam Nusantara mau melepas sebentar saja "kacamata curiga atau kebencian"nya, maka insya Alloh mereka akan memahami maksud istilah Islam Nusantara. Tapi kalau memang dasarnya adalah perasaan tidak suka, maka dijelaskan panjang lebar juga enggak bakalan nerima.