Perkembangan Islam Nusantara
March 16, 2018 ke-NU an, Makalah
Perkembangan Islam di nusantara
Islam datang ke Nusantara melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan,
politik, tasawuf dan kesenian. Berdasarkan berita Cina dari zaman Dinasti Tang,
Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7. Berita itu menyebutkan adanya
serangan orang-orang Ta shish terhadap Kerajaan Ho-Ling yang pada waktu itu
diperintah oleh Ratu Sima. Ta shih ini ditafsirkan sebagai orang-orang Arab.
Hal itu diperkuat oleh berita Jepang (784 M) yang menyebutkan tentangadanya perjalanan
pendeta Kanshih .
B. Proses Penyebaran Islam di Nusantara
Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan secara damai. Hal ini terjadi
karena penyebaran Islam di Nusantara dilaksanakan melalui penyesuaian diri
dengan adat istiadat pendidikan tanpa paksaan dan kekerasan. Itulah penyebab
utama agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Faktor lainnya
adalah karena agama Islam mengajarkan persamaan derajat dan martabat manusia,
tidak membeda-bedakan baik jenis kelamin maupun
kedudukan. Uka Tjandra Sasmita, menyatakan bahwa proses masuknya Islam
di Indonesia dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:
1. Perdagangan
Perdagangan merupakan proses pertama Islamisasi di Indonesia. Pada Abad
ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang dari Arab, Persia dan India.
Mereka telah mengambil bagian dari kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal itu,
mengakibatkan adanya jalinan hubungan dagang antara pedagang Indonesia
dengan pedagang Islam yang datang dari
Arab, Persia dan India.
Kegiatan berdagang dilaksanakan oleh
seluruh umat Islam. Selama melakukan kegiatan dagang, para pedagang
Muslim juga melakukan kegiatan dakwah. Dakwah ini sangat efektif, karena dakwah
itu kemudian diteruskan oleh pedagang Indonesia yang telah masuk Islam, ketika
mereka berdagang ke tempat lain. Sasmita menyatakan banyak di antara para
pedagang Islam yang kemudian tinggal menetap di daerah pesisir di pulau Jawa
dan Sumatera.
2. Perkawinan
Pedagang pada saat itu merupakan orang yang dihormati dan memiliki
kedudukan yang tinggi di tengah masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan penduduk
pribumi menginginkan untuk menikahkan putri-putrinya dengan para pedagang
tersebut, dengan terlebih dahulu mereka diislamkan. Cara ini merupakan langkah
efektif, karena dengan pernikahan ini akan terlahir seorang anak yang muslim
juga. Harapan lainnya, dengan pernikahan akan terbentuk masyarakat sehingga
suatu saat dapat terbentuk kerajaan dan pemerintahan Islam.
Contoh peristiwa pernikahan antara pedagang Islam dengan penduduk pribumi
adalah perkawinan Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nya Manila, perkawinan
Sunan Gunung Djati dengan putri Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya
dengan putri Jeumpa yang bergama Islam yang kemudian berputra Raden Patah yang
menjadi Raja Demak .
3. Politik
Islamisasi jalur politik dilakukan secara berkesinambungan antara penguasa
dan pemerintahan. Setelah penguasa atau raja masuk Islam, hampir dapat
dipastikan bahwa rakyatnya juga masuk Islam. Misalnya yang terjadi di Maluku
dan Sulawesi. Hal itu terjadi karena masyarakat memiliki kepatuhan yang tinggi
terhadap pemerintah, dan seorang raja akan menjadi panutan bahkan menjadi
contoh bagi rakyatnya.
Di Jawa proses perkaninan para wali dan juru dakwah dengan putri-putri
keturunan kerajaan, membuat status dakwah dan penyebaran Islam mendapatkan
perlindungan dan berkembang lebih cepat. Setelah raja dan rakyat memeluk Islam,
kepentingan politik dilakukan dengan cara perluasan wilayah kerajaan, yang
diikuti dengan penyebaran agama Islam. Misalnya Sultan Demak yang mengirimkan
pasukan di bawah komandi Fatahillah untuk menguasai wilayah Jawa Barat dan
menyebarkan Islam di wilayah tersebut.
4. Pendidikan
Islamisasi jalur pendidikan dilakukan melalui pendidikan pesantren oleh
para guru agama, kiyai dan ulama. Bahkan banyak diantara para santri itu yang
mendirikan dan memiliki pondok pesantren sendiri.
Tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah untuk mempermudah penyebaran
dan pemahaman agama Islam. Contoh pesantren perintis penyebaran Islam seperti
pesantren yang didirikan oleh Raden Rakhmat di Ample Denta-Surabaya, Pesantren
Sunan Giti di Giri. Santri yang belajar di pesantren tersebut bukan hanya
berasal dari lingkungan sekitar, akan tetapi banyak yang datang dari jauh
bahkan dari luar pulau jawa semisal Kalimantan, Maluku, Makasar dan Sumatera.
5. Tasawuf
Para sufi mengajarkan tasawuf yang diramu dengan ajaran yang suda h dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Seorang sufi biasa dikenal dengan gaya hidup yang
penuh kesederhanaan. Seorang sufi biasa menghayati kehidupan masyarakatnya dan
hidup bersama di tengah-tengah masyarakat. Para sufi terbiasa membantu
masyarakat, diantara mereka ada yang ahli dalam menyembuhkan penyakit. Selain
itu juga aktif menyiarkan dan mengajarkan ajaran Islam. Diantara para sufi itu
yang melakukan islamisasi dengan pendekatan tasawuf adalah Hamzah Fansuri dari
Aceh dan Ki Ageng Pengging di Jawa.
6. Kesenian
Islamisasi jalur kesenian yang paling terkenal adalah dengan cara
mengadakan pertunjukan seni gamelan dan wayang. Cara ini banyak ditemukan di kawasan
Yogyakarta, Solo, Cirebon. Seni wayang, adalah kesenian yang memiliki banyak
penggemar pada saat itu. Dengan mengemas cerita wayang, para ulama menyisipkan
ajaran Islam ke dalamnya sehingga masyarakat dapat dengan mudah menangkap dan
memahami ajaran Islam. Contoh pertunjukan wayang yang dilaskanakan oleh Sunan
Kalijaga, dimana dalam pertunjukannya masyarakat dapat menonton dengan karcis
membaca dua kalimat syahadat.
Kesenian lainnya yang juga berkembang dan menjadi jalur dalam penyebaran
Islam adalah seni bangunan, seni rupa (kaligrafi), seni tarik suara, permainan
anak-anak.
Selain beberapa cara di atas, ada beberapa faktor yang menjadi sebab kenapa
Islam mudah berkembang di tanah air, yaitu:
• Agama Islam bersifat terbuka sehingga penyiaran dan pengajaran agama
Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam;
• Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai;
• Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan
seseorang dalam masyarakat;
• Perayaan-perayaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana;
• Dalam Islam dikenal adanya kewajiban bagi orang yang mampu untuk
mengeluarkan zakat. Zakat ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan
kepedulian hidup di masyarakat
Sumber http://irginurfadil.blogspot.com/2018/03/perkembangan-islam-nusantara.html