MELEK POLITIK GENDRUWO

"MELEK POLITIK GENDRUWO"

Kalau kita membaca buku Religion of Java (santri-abangan - priyayi) karya Clifford Geertz, khususnya bagian abangan, salah satu ritus penting kaum abangan adalah tentang berbagai kepercayaan magis, salah satunya gendruwo.  Gendruwo adalah makluk halus yang kegemarannya menakut-nakuti. Oleh karena itu, dalam khasanah jawa disebut dengan memedi (berasal dari kata medeni = memedi = menakutkan/menakuti).

Geertz menceritakan bahwa si genderuwo ini suka berwujud makhluk yang tinggi besar. Misal ketika saudara sedang bersepeda di tempat yang sepi dan gelap, atau tiba-tiba anda didorong sampai jatuh. Keusilannya bahkan sampai ke tempat tidur, dengan beralih rupa menjadi suami ketika istri tidur sendirian. Oleh karena itu, di Jawa ada istilah anak gendruwo.

Politik gendruwo adalah cara berpolitik yang menakut-nakuti, membangun pesimisme, dan seolah olah negeri ini akan bubar 12 tahun mendatang. Menakut-nakuti rakyat terhadap bahaya asing, tetapi kemudian dia tidur dengan asing,  seperti berfoto dengan Donal Trump.

Gendruwo memang tidak selalu  jahat sebagaimana  digambarkan oleh Geerzt, karena memang kegemarannya hanya suka usil. Justru yang samgat jahat adalah istrinya gendruwo, yaitu Wewe. Kalau Gendruwo laki-laki, maka Wewe adalah perempuan.  Kelakuan Wewe yang paling ditakuti oleh orang kampung adalah kesukaannya menculik anak-anak. Kalau menculik anak-anak, maka seisi kampung akan memukul apa saja sehingga kampung menjadi bising, agar Wewe melepaskan si anak yang diculik.
☕☕